ketahanan perut rakyat vs ketahanan mental penyelenggara
negara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan
kembali revolusi mental saat mengikuti perayaan Waisak di pelataran Candi
Borobudur Magelang Jawa Tengah, Selasa (2/6/2015) malam. Bagi Jokowi, perubahan
mental masyarakat lebih baik bermula dari perubahan pada masing-masing
individu.
"Perubahan
masyarakat harus mulai dari diri sendiri. Revolusi mental tanggung jawab
masing-masing," kata Jokowi.
Kondisi ini sebagai isyarat bahwa
Jokowi merasakan bahwa ketika revolusi mental yang didengungkan, digaungkan dan
dikumandangkan ternyata hanya sebagai pemanis saat kampanye pilpres 2014.
Penyelenggara negara, khususnya hasil
politik transaksional 2014-2019 menjadi bumerang dan senjata makan tuan. Fakta utama
dimulai dari perseteruan lanjutan antara Buaya vs Cicak. Kondisi terkini,
respon pemerintah terhadap maraknya beredarnya beras plastik, semakin
membuktikan bahwa tidak ada sinerji antar penelenggara negara. Mereka seolah
saling menutupi aroma politik, yang semakin ditutupi semakin tersebar. Bak menutupi
bau bangkai. Mereka saling unjuk diri sebagai yang pro-rakyat. Adanya ijazah
palsu, ada pihak yang merasa paling berhak untuk memberantasnya, tanpa
dikomando.
Jadi, revolusi mental sebagai barang
dagangan Jokowi-JK yang tidak bisa dilaksanakan secara top-down,
menjadikan diharapkan menjadi tanggung jawab masing-masing masyarakat, menjadi bottom-up.
Penyelenggara negara merasa tidak mampu mempraktekkan apalagi menjadi proyek
percontohan.
Beras
sintetis, beras plastik, beras oplosan (campuran dari kentang, ubi jalar dan
resin sintetis) atau sebutan ilmiah lainnya dari RRC/Tiongkok, tiba-tiba tanpa
berita dan sosialisasi dari pemerintah liwat corong Menteri ESDM, sudah
nangkring dan nongkrong di pasar tradisional, warung rakyat. Rakyat bingung,
karena tidak ahli menyalahkan, kurang mahir mencari kambing hitam, belum punya
sertifikat untuk tunjuk hidung siapa pelakunya.
Mental
penyelenggara negara sedang diuji dengan keberadaan pupuk palsu. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar