DIUSULKAN DARI
TINGKAT KELURAHAN
Banyak
faktor X yang tidak bisa dijabarkan (apalagi dipatok sebagai harga mati) secara
yuridis formal, akademis, berdasarkan asumsi historis maupun prospektus karena
Jakarta dengan status Daerah Khusus Ibukota NKRI, dalam menyusun kriteria
pemimpin Jakarta yang ideal, tetapi lebih ditentukan oleh bagaimana cara
memprosesnya. Kriteria berbasis kapabilitas, popularitas dan elektabiltas bukan
jaminan 100% akan mendapatkan pemimpin Jakarta yang ideal.
Mekanisme
partai politik selama ini sulit mendapatkan kepala daerah yang ideal. Calon
pasangan yang diusung parpol lebih bersifat untung-untungan. Menentukan
pasangan yang akan maju pun sudah membuat parpol putar membuat kalkulasi di atas
kertas. Penduduk yang heterogen, multi etnis serta di siang hari berjubel
dengan pengelaju menyebabkan Jakarta ibarat kota yang tidak pernah tidur.
Setiap
pasangan independen cagub Jakarta disyaratkan mendapatkan minimal 407.345
dukungan warga. Dukungan harus dibuktikan dalam bentuk daftar nama, tanda
tangan, alamat, fotokopi KTP dan dokumen lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan. Berkas itu harus disusun per kelurahan dan dirangkap
tiga, perlu dikembangkan.
Jadi,
untuk mendapatkan pemimpin Jakarta yang betul-betul dari, oleh, untuk dan
karena rakyat, calon pasangan diusulkan dari tiap kelurahan. Pemimpin Jakarta
yang ideal karena sesuai kebutuhan rakyat, bukan hajat partai politik [HaeN]. 11okt2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar