Halaman

Senin, 15 Juni 2015

Jangan Gadaikan Masa Depan Anak

Jangan Gadaikan Masa Depan Anak
oleh : Rathi Nurwigha

Masih ada keluarga yang mengartikan wajib sholat bagi anak ketika menginjak usia tujuh tahun, dengan cara tunggu waktu, tanpa persiapan. Pendidikan ilmu umum dan ilmu agama tidak hanya sejak dalam kandungan, bahkan sebagai cita-cita dan perjuangan cinta lelaki mencari calon ibu untuk anaknya.

Kewajiban pertama orang tua saat memberi nama yang baik untuk anaknya, terkadang asal comot, yang penting gampang diingat, trendi maupun komersial. Rumah sebagai sekolah dan madrasah pertama dan utama bagi anak terabaikan oleh orang tua. Ibu sebagai guru pertama dan utama bagi anak lebih dilaksanakan apa adanya, mengikuti kodrat.

Orang tua dalam mendidik anaknya hanya mengandalkan pengalaman hidupnya, seolah meneruskan tradisi turun temurun. Bahkan mengenalkan anak dengan lingkungan dan dunianya dilakukan sesuai faham air mengalir, secara alami, mengikuti perkembangan usia anak. Anak kurang disiapkan secara terencana, terukur dan dievaluasi.


Ketika anak tersandera konflik, hanya bisa menyalahkan pihak lain. Ketika anak bermasalah, siap-siap mencari kambing hitam. Ketika anak (usia<18 tahun) tersandung kasus, lebih memilih mengutuk keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar