Halaman

Kamis, 10 Juli 2014

sejarah andalan vs sejarah rakitan

Beranda » Berita » Opini
Senin, 01/10/2007 09:17

sejarah andalan vs sejarah rakitan

Ada yang ditoreh dengan tinta emas, ada yang ditarik dari peredaran. Terkadang pelaku sejarah bisa memanipulasi sejarah, tak jarang yang hanya sebagai saksi bisu. Sejarah entah berantah dan termungkin sejarah yang tak bisa diperbarui.

Bangsa ini memang dibenarkan dan dibesarkan oleh sejarah. Sejarah andalan dimulai dari banyaknya kerajaan sampai Sumpah Palapa Patih Gadjah Mada. Keinginan untuk bersatu sebagai modal dasar kemerdekaan dengan puncaknya Sumpah Pemuda 1928. Proklamasi Kemerdekaan NKRI 17 Agustus 1945 sampai pergerakan, pergolakan satu babak kepemimpinan nasional Super Semar 1966 utawa Pancasila Sakti.

Lengser keprabon Mr. Soeharto dihiasi merebaknya KKN sampai pelosok wilayah administrasi dan seolah menjadi lagu wajib para penyelenggara negara. Penggundulan hutan secara sistematis seolah menjadi tradisi, penggelembungan hutang luar negeri yang nyaris tak terbayar sampai 7 (pitu) turunan, penjajahan bangsa dewe melalui peredaran dan transaksi narkoba (benar-benar konyol dan berbahaya) sampai perilaku korupsi akibat mengkonsumsi babi.

Di Cina, sebagai penghalal babi, korupsi mempunyai sanksi hukum yang jelas, tegas dan dilaksanakan tuntas. Sejarah rakitan, tergantung siapa yang merakitnya. Analog manusia Nusantara merakit partai politik untuk mengisi sejarah. Lagi-lagi parpol, mumpung puasa (hn).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar