Halaman

Selasa, 15 Juli 2014

BUMI KEMBAR DAN DUNIA LAIN

Beranda » Berita » Opini
Kamis, 20/03/2003 14:53
KOBARKAN SEMANGAT "AA GYM" : BUMI KEMBAR DAN ..............

BUMI KEMBAR DAN DUNIA LAIN

Kita coba termenung sambil merenung tentang andaikata nun jauh di mata, hanya bisa ditembus waktu, terdapat saudara kembar bumi. Di bumi kembaran tadi terdapat diri kita seutuhnya.

Kalau di sini kita bermimpi jadi presiden maka di sana kita temukan diri kita hanya jadi rakyat papan bawah. Semua serba berketerbalikan.

Di sini kita jadi pejabat yang selalu mengatasnamakan rakyat demi meningkatkan kesejahteraan kerabat, demi menyuburkan kemakmuran leluhur dan sedulur, maka di sana kita hanya termasuk buronan yang diperjualbelikan namanya serta harus bersaing dengan buaya darat sampai sekarat.

Di sini kita jadi koruptur klas paus yang hartanya tak ludes dilahap tujuh generasi, maka di sana kita hanya jadi pengutil di pasar tradisional, nilep rontokan teri dari pedagang super mini demi mencari sebutir nasi sambil berebut rezeki melawan cecak, dari hari ke hari.

Di sini kita jadi konglomerat hitam dengan seabrek koneksitas melilit kian kemari bak gurita, dengan warisan segunung hutang yang tak terbendung, maka di sana kita terkukung dalam penjara bawah sadar terpuruk kesendirian melawan waktu yang beku membisu.

Di sini kita jadi penguasa negara tanpa tanding, maka di sana kita jadi kambing hitam perahan oleh hewan betulan, mulai dari semut sampai musang berjanggut, jadi domba aduan yang siap diadu melawan kerabat dekat, melawan sanak keluarga, melawan anak cucu, melawan diri sendiri.
Di sini kita jadi aparat keamanan tanpa pandang bulu, sikat dulu tanya nanti dulu, tanpa tanya nama gebuk jawabannya (kecuali yang bisa melakukan koordinasi terlebih awal), praktek hantam kromo, maka di sana kita jadi bancakan, jadi sasaran keroyokan amuk massa para penghuni panti pijat.

Di sini kita jadi hamba penegak hukum dengan bebasnya menjegal/menjual pasal-pasal pidana, membuka peluang tarik-ulur sanksi bagi terduga, tersangka, terdakwa; membabat habis penjahat jalanan dan mengelus-elus penjahat berdasi, maka di sana kita dipajang di etalase rumah singgah makhluk halus.

Di sini kita jadi wakil rakyat yang terhormat, mampu mewujudkan aspirasi rakyat secara nyata, menerus dan tepat manfaat - celakanya hal ini tidak dijalankan oleh sebagian besar wakil rakyat - akhirnya kita di sana akan di sidang dalam mahkamah anak rakyat, sanksi yang menanti mulai dari disuruh menganga lebar-lebar sampai lomba ketahanan pidato kampanye.

Di sini kita jadi provokator dan promotor berbagai tindak kerusuhan, beragam tindak anarkis, beragam acara kerahkan massa demi memperkeruh suasana, maka di sana kita didaulat jadi juru bicara angin, berembus bersama aroma kentut yang sudah tertahan puluhan tahun.

Di sini kita menjual asset negara dengan dalih globalisasi dan era perdagangan bebas, yang membuahkan disintegrasi bangsa dan krisis masa depan negara, akhirnya di sana kita tinggal menangguk segelas kopi pahit campur madu dan racun - diramu dengan gerogotan seombyok cacing tanah.

Di sini kita jadi politikus yang bisa bebas bicara dan kerahkan massa, dengan menghalalkan segala cara, tanpa peduli siapa kawan mana lawan, yang bisa memperjualbelikan suara, saling libas dalam lipatan akhirnya di sana kita akan jadi bahan tertawaan karena kelucuan, kekonyolan, kebanyolan, kengocolan maupun kebahenolan bersama.

Untungnya, semua ini hanya khayalan belaka tanpa embel-embel syak wasangka secuilpun, apalagi campur tangan kekuatan asing yang kita undang untuk mendikte kebijakan di bidang moneter. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar