Kamis, 20/03/2003 14:53
KOBARKAN SEMANGAT
"AA GYM" : BUMI KEMBAR DAN ..............
BUMI KEMBAR DAN DUNIA
LAIN
Kita coba termenung
sambil merenung tentang andaikata nun jauh di mata, hanya bisa ditembus waktu,
terdapat saudara kembar bumi. Di bumi kembaran tadi terdapat diri kita
seutuhnya.
Kalau di sini kita
bermimpi jadi presiden maka di sana kita temukan diri kita hanya jadi rakyat
papan bawah. Semua serba berketerbalikan.
Di sini kita jadi
pejabat yang selalu mengatasnamakan rakyat demi meningkatkan kesejahteraan
kerabat, demi menyuburkan kemakmuran leluhur dan sedulur, maka di sana kita
hanya termasuk buronan yang diperjualbelikan namanya serta harus bersaing
dengan buaya darat sampai sekarat.
Di sini kita jadi
koruptur klas paus yang hartanya tak ludes dilahap tujuh generasi, maka di sana
kita hanya jadi pengutil di pasar tradisional, nilep rontokan teri dari
pedagang super mini demi mencari sebutir nasi sambil berebut rezeki melawan
cecak, dari hari ke hari.
Di sini kita jadi
konglomerat hitam dengan seabrek koneksitas melilit kian kemari bak gurita,
dengan warisan segunung hutang yang tak terbendung, maka di sana kita terkukung
dalam penjara bawah sadar terpuruk kesendirian melawan waktu yang beku membisu.
Di sini kita jadi
penguasa negara tanpa tanding, maka di sana kita jadi kambing hitam perahan
oleh hewan betulan, mulai dari semut sampai musang berjanggut, jadi domba aduan
yang siap diadu melawan kerabat dekat, melawan sanak keluarga, melawan anak
cucu, melawan diri sendiri.
Di sini kita jadi
aparat keamanan tanpa pandang bulu, sikat dulu tanya nanti dulu, tanpa tanya
nama gebuk jawabannya (kecuali yang bisa melakukan koordinasi terlebih awal),
praktek hantam kromo, maka di sana kita jadi bancakan, jadi sasaran keroyokan
amuk massa para penghuni panti pijat.
Di sini kita jadi
hamba penegak hukum dengan bebasnya menjegal/menjual pasal-pasal pidana,
membuka peluang tarik-ulur sanksi bagi terduga, tersangka, terdakwa; membabat
habis penjahat jalanan dan mengelus-elus penjahat berdasi, maka di sana kita
dipajang di etalase rumah singgah makhluk halus.
Di sini kita jadi
wakil rakyat yang terhormat, mampu mewujudkan aspirasi rakyat secara nyata,
menerus dan tepat manfaat - celakanya hal ini tidak dijalankan oleh sebagian
besar wakil rakyat - akhirnya kita di sana akan di sidang dalam mahkamah anak
rakyat, sanksi yang menanti mulai dari disuruh menganga lebar-lebar sampai lomba
ketahanan pidato kampanye.
Di sini kita jadi
provokator dan promotor berbagai tindak kerusuhan, beragam tindak anarkis,
beragam acara kerahkan massa demi memperkeruh suasana, maka di sana kita
didaulat jadi juru bicara angin, berembus bersama aroma kentut yang sudah
tertahan puluhan tahun.
Di sini kita menjual
asset negara dengan dalih globalisasi dan era perdagangan bebas, yang
membuahkan disintegrasi bangsa dan krisis masa depan negara, akhirnya di sana
kita tinggal menangguk segelas kopi pahit campur madu dan racun - diramu dengan
gerogotan seombyok cacing tanah.
Di sini kita jadi
politikus yang bisa bebas bicara dan kerahkan massa, dengan menghalalkan segala
cara, tanpa peduli siapa kawan mana lawan, yang bisa memperjualbelikan suara,
saling libas dalam lipatan akhirnya di sana kita akan jadi bahan tertawaan
karena kelucuan, kekonyolan, kebanyolan, kengocolan maupun kebahenolan bersama.
Untungnya, semua ini
hanya khayalan belaka tanpa embel-embel syak wasangka secuilpun, apalagi campur
tangan kekuatan asing yang kita undang untuk mendikte kebijakan di bidang
moneter. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar