Jumat, 25/04/2008 10:13
MENANG MERK vs MERK
MENANG
Silsilah sejarah
membuktikan golongan darah B alias biru, bagaimana kalau masuk kategori B utawa
budak. Budak dalam arti takut untuk menjadi tuan, untuk berada di depan.
Mengekor asal selamat, atau secara politis Orde Baru dengan dalih atas petunjuk
bapak presiden, maka orang bari berani bertindak. Secara politis pula banyak
orang atau golongan mengatasnamakan rakyat untuk menghalalkan modus operandi
yang dipakai.
Merasa telah berbuat
banyak untuk bangsa dan negara. Mengandalkan garis keturunan orang bisa
terjebak untuk berlari di tempat atau hidup dalam angan-angan masa lampau yang
telah berlalu. Tak jarang orang mengorbankan masa lampau, karena merasa berat
menanggung dan menjaga nama baik. Tak bisa meneruskan, meluruskan, merumuskan
dan menjuruskan ceritera sukses. Akhirnya, ybs lebih memilih diam daripada
berbuat malah salah, takut salah. Tak jarang pula orang bangga dengan nenek
moyangnya, semisal Ken Arok atau Minak Jinggo, sehingga boleh berbuat apa saja,
kapan saja, dimana saja.
Ada kalanya, justru
bekas yang merasa pelaku sejarah ingin memperbaiki atau mengulang kisah
suksesnya. Dengan modal menang nama, khususnya menang merk ingin berlaga di
palagan hidup nyata. Padahal menurut logika dan akal sehat masa depan bangsa
ini terletak di generasi muda. Bukan di generasi bahula. Tidak mempercayai
generasi muda sebagai penerus, bukan berarti harus campur tangan atau turun
tangan. Keberhasilan di masa lampau bukan jaminan berhasil untuk masa depan
(hn).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar