Halaman

Senin, 14 Juli 2014

MENANG MERK vs MERK MENANG

Beranda » Berita » Opini
Jumat, 25/04/2008 10:13

MENANG MERK vs MERK MENANG

Silsilah sejarah membuktikan golongan darah B alias biru, bagaimana kalau masuk kategori B utawa budak. Budak dalam arti takut untuk menjadi tuan, untuk berada di depan. Mengekor asal selamat, atau secara politis Orde Baru dengan dalih atas petunjuk bapak presiden, maka orang bari berani bertindak. Secara politis pula banyak orang atau golongan mengatasnamakan rakyat untuk menghalalkan modus operandi yang dipakai.

Merasa telah berbuat banyak untuk bangsa dan negara. Mengandalkan garis keturunan orang bisa terjebak untuk berlari di tempat atau hidup dalam angan-angan masa lampau yang telah berlalu. Tak jarang orang mengorbankan masa lampau, karena merasa berat menanggung dan menjaga nama baik. Tak bisa meneruskan, meluruskan, merumuskan dan menjuruskan ceritera sukses. Akhirnya, ybs lebih memilih diam daripada berbuat malah salah, takut salah. Tak jarang pula orang bangga dengan nenek moyangnya, semisal Ken Arok atau Minak Jinggo, sehingga boleh berbuat apa saja, kapan saja, dimana saja.

Ada kalanya, justru bekas yang merasa pelaku sejarah ingin memperbaiki atau mengulang kisah suksesnya. Dengan modal menang nama, khususnya menang merk ingin berlaga di palagan hidup nyata. Padahal menurut logika dan akal sehat masa depan bangsa ini terletak di generasi muda. Bukan di generasi bahula. Tidak mempercayai generasi muda sebagai penerus, bukan berarti harus campur tangan atau turun tangan. Keberhasilan di masa lampau bukan jaminan berhasil untuk masa depan (hn).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar