Halaman

Senin, 14 Juli 2014

JAMINAN POLITIK

Beranda » Berita » Opini
Selasa, 23/09/2003 11:20
JAMINAN POLITIK

Beberapa gelintir ketua umum parpol, khususnya pemenang Pemilu 1999, menduduki jabatan puncak dan pucuk pimpinan di legislatif dan eksekutif. Masalahnya, kondisi krisis berkelanjutan multi dimensi mau tak mau dipengaruhi kinerja para ketua umum parpol tadi. Kaki kiri berpijak sebagai penyelenggara negara, kaki kanan bertumpu seperan ketua umum parpol. Setiap langkah sudah memperhitungkan untung rugi, setiap ayunan kaki sudah memprediksi risiko dan dampaknya. Pilihan dilematis maupun dikotomis merupakan menu harian. Kewaspadaan diarahkan kepada lawan politik, yang siap siaga menjegal setiap waktu. Bahkan intrik intern parpol bisa menjadi hantu di siang bolong. Banyak pihak yang berang dengan adanya rangkap jabatan.

Belajar dari sejarah memang mahal, lebih mahal lagi kalau memungkiri garis edar orbit sejarah ke depan. Daya juang, pola pikir dan sodok terkam mereka dibelit oleh batasan waktu - antara pemilu dengan pemilu berikutnya. Balas jasa, kembali modal, bekal hari tua menjadi wacana pergolakan hati selama duduk di kursi panas. Jika pasca Pemilu 2004 masih senasib dengan pasca Pemilu 1999, dipastikan kecuali kalau terjadi perimbangan perolehan suara, dimungkinkan perulangan Reformasi yang lebih parah, yang lebih memperpuruk tatanan hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar