Halaman

Jumat, 18 Juli 2014

koruptor, jagoan atau bego

Beranda » Berita » Opini
Jumat, 03/08/2007 01:26
koruptor, jagoan atau bego

Mobil pribadi, tak perlu mewah, tak jelas jalur yang dipakai, kecepatan nanggung, karena pada posisi yang menentukan utawa posisi kunci bahkan menyebabkan lalulintas tersendat. tak ambil pusing, walu orang lain pusing tujuh turunan. Kendaraan lain susah menyalip, dan memang tidak diberi kesempatan oleh si sopir atau pengemudinya adalah pemilik mobil yang ingin membuktikan siapa dirinya. Di jalanan pun dia merasa raja. Jalan menjadi milik pribadi. Bis atau angkutan umum lainnya, jelas merajai jalanan tak peduli keamanan dan kenyamanan pengguna lalulintas lainnya. Mulai dari ngetem, parkir bebas semau penumpang naik turun, pindah jalur, ngerem mendadak, buangan asap knalpot merusak lingkungan, ........ sampai harus bersahabat dengan Pak Poltas untuk bagi-bagi rejeki.

Begitulah, tak terasa bahwa uang bisa menata hukum agar hukum tunduk pada besarnya nilai nominal, bukan pada pasal-pasal yang menjerat. Bisa-bisa si penegak hukum akan terjerat. Fenomena jalanan, yang kita hadapi secara seksama tiap hari merupakan cikal bakal mewabahnya virus korupsi di nusantara. Asas KUHP (kasih uang habis perkara) bisa memperpendek kasus. Menagapa pula harus bertele-tele. Raja jalanan, setan jalanan memang jagoan, terlebih sang raja setan jalanan super jagoan.

Mereka tidak lupa bahwa mereka telah menggadaikan nasibnya pada kekuatan uang. Siapa yang menguasai uang akan menguasai hukum. Padahal merekalah yang dikuasai uang. Raja setan jalanan menjelma menjadi penguasa di semua jalur kehidupan berbangsa, bernegara dan berpolitk. Tak ada rambu-rambu yang berlaku dan patut ditiru. Jadi, siapa itu dan siapa saja koruptor itu memangnya jagoan. Setiap rupiah yang digasak akan menjadi bumerang. Mungkin bukan pengadilan di dunia yang memvonisnya. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar