Halaman

Selasa, 15 Juli 2014

LELANG OTAK vs LELANG MULUT

Beranda » Berita » Opini
Senin, 04/11/2002 07:23

ANTARA LELANG OTAK DAN LELANG MULUT.

Buat Mekar - konon, ketika diadakan lelang otak berskala dunia, otak bangsa Indonesia sanggup meraup harga dan prestasi penawaran tertinggi. Kemenangan tersebut diraih berkat kategori "JARANG DIPAKAI", sebagai kategori wajib yang harus diikuti. Berdasarkan pengalaman tadi, maka ketika diadakan lelang mulut antar benua Indonesia sangat berharap sebagai pemenang.

Tanpa melalui seleksi nasional, maka diutuslah sebuah mulut dengan kategori/spesifikasi "SERING DIPAKAI" khususnya untuk urusan dalam negeri, sebagai duta bangsa mengikuti acara bergengsi tersebut. Setelah mengalami proses lelang yang rumit, bertele-tele dan adu argumentasi yang sangat melelahkan, akhirnya Indonesia menempati posisi juru kunci. Bahkan tak ada yang mengajukan penawaran, dijadikan souvenirpun bangsa termiskinpun enggan menerimanya. Untuk menghargai partisipasi Indonesia akhirnya panitia mengambil kebijakan dengan mengawetkan "mulut" tersebut sebagai bahan pajangan di museum.

Minimal kita bisa berharap suatu saat akan jadi bahan kloning makhluk hidup pasca kiamat. Amien. "Diam adalah emas" atau sejenis Gerakan Tutup Mulut yang dipraktekkan oleh Presiden RI ke 5, di babak akhir era Reformasi, justru membuat pesaingnya kebakaran jenggot kehabisan kata.

Banyak bicaralah yang selama ini mewarnai era Reformasi. Hasilnya adalah polusi udara. Sulit dibedakan untuk menentukan mana yang benar antara bicaranya tukang jual obat dengan buka mulutnya pejabat.

Maklum di zaman Orde Baru sudah ada perintis Bung Hari demi hari Omong Kosong, sebagai juru penjelas atas petunjuk bapak presiden. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar