Halaman

Rabu, 09 Juli 2014

JALAN BENAR vs BENAR JALAN

Beranda » Berita » Opini
Rabu, 21/11/2007 03:06

JALAN BENAR vs BENAR JALAN

Tergelak kita, walau tak sampai terbahak. Boleh tersenyum kecut sambil kentut. Boleh iri tetapi pantang iri. Boleh kalah, asal jangan sampai menyerah. Jangan takut salah langkah, asal jangan serakah. Apa yang kita lihat sekarang, berbagai kejadian yang harus kita nikmati dan akan terjadi lagi. Lebih banyak lagi kejadian yang seharusnya tak terjadi. Karena ulah dan polah oknum manusia, banyak tragedi malah terjadi.

Manusia diciptakan oleh-Nya bukan untuk berbuat sia-sia, terlebih sebagai perusak utama di muka bumi. Menurut urutan dan pijatan diagnosa dokter pribadi manusia, kondisi bangsa ini telah sampai pada stadium penyakit yang menyakitkan dan fatal, minimal ada anggota badan yang dikorbankan, diamputasi. Celakanya, yang harus diamputasi adalah batang leher, ke atas maupun ke bawah sami mawon. Kendaraan pribadi di Jakarta akan dikendalikan. Pajaknya yang menembus angka 5 trilyun per tahun akan dikendalikan pemanfaatannya.

Artinya butuh keberanian untuk kendali-mengendali. Siapa yang mengawasai pengendalian ini. Tak heran kita, ternyata manusia termasuk pembaca, sulit untuk mengendalikan diri sendiri. Entah karena menyangkut rupiah, atau karena kekuatan eksternal lebih dominan. Timbunan hati nurani kalah dengan gonggongan tirani. Gerogotan internal dengan adanya aliran sesat menambah beban batin anak bangsa.

Masih banyak anak bangsa yang ingin berjalan benar, namun antrian di depannya masih belum bergerak. Antrian terdepan sudah melampaui ambang batas norma berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Antrian terbelakang masih berada di garasi. Antrian mencapai titik zenith, generasi penerus sudah antri. Banyak yang tak sabar, mereka membentuk antrian sendiri. Antrian lima tahunan tetap menarik perhatian, baik di tingkat lokal sampai tataran nasional. Dengan judi orang akan mundur satu generasi, dengan korupsi akan rusak satu generasi. Politik dijalankan tidak berada di jalan yang benar atau hanya berjalan di tempat utawa hanya menguntungkan petinggi, pengurus dan kadernya maka cikal bakal generasi sudah terkontaminasi (hn).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar