Halaman

Sabtu, 05 Juli 2014

PERBEDAAN KECIL vs PRESTASI BESAR

Beranda » Berita » Opini
Rabu, 20/10/2010 19:55

PERBEDAAN KECIL vs PRESTASI BESAR

Banyak oknum dibesarkan oleh media masa, sehingga mereka merasa dekat dengan kuli tinta. Di lain pihak, media masa semangkin piawai dan intens dalam menggali, mengkorek, mengkeruk data dan informasi dari obyek berita. Tidak ada batasan tabu, pribadi, peka, sensitif dalam urusan jurnalistik. Norma susila etika pengkabaran sangat sederhana, yaitu dibuat seatraktif mungkin. Sasarannya adalah menimbulkan imej dan opini pembaca/pemirsa/ pendengar. Perkara ada pihak yang dirugikan, no problem!

Banyak oknum, terutama dari kalangan selebritis papan bawah, politisi atau parpolis kambuhan, atau bahkan penguasa media masa (biasanya TV swasta) ingin tampil beda dalam berbagai liputan. Satu kasus dikemas dan disajikan oleh berbagai TV dengan cita rasa sesuai selera penyunting dan pengolah berita. Walhasil, tak ada pembelajaran yang bisa disimpulkan. Bahkan antar tayangan berita tak ada benang merahnya. Sama-sama pewarta, namun selera bertentangan.

Tukang bikin berita di TV, memiliki kadar kepekaan yang luas, bayangkan hanya ada sedikit perbedaan bisa jadi berita besar. Motonya adalah, gajah bengkak nangkring dan nongkrong di pelupuk mata tak terlihat, namun bayi kuman di seberang benua nampak jelas. Ahli ekspose diperlukan di dunia jurnalistik. Terutama karena tak bisa menjilat ke atas, meludah pun akan jadi bumerang makan tuan. Banyak oknum, merasa punya prestasi, kinerja, manfaat yang beronggok di mana-mana. Merasa banyak kegiatan yang melibatkan orang banyak berarti bermanfaat. Ybs mahir mengekspose keberhasilannya melalui TV. Kata orang bijak, jika orang berbuat kebaikan itu wajar.

Di birokrasi, seseorang melebihi panggilan tugas dinilai berprestasi. Jika seseorang merasa mendapat panggilan hati untuk berbuat baik, tak perlu diekspose. Pendidkan dan pelatihan untuk berbuat baik, bukan untuk bahan ekspose, atau dijabarkan sebagai tuntunan. Sisi positif ekspose TV, tayangan masih ada awak bangsa yang mencintai dan memelihara Nusantara. Bukannya seperti oknum atau kelompok masa yang malah membuat unjuk rasa dan raga, pamer bego mengatasnamakan rakyat, dengan dalih demokrasi dan HAM. [HaeN]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar