Halaman

Rabu, 16 Agustus 2017

Indonesia masih hijau tapi rekam jejak bak tuan/nyonya 72 tahun



Indonesia masih hijau tapi rekam jejak bak tuan/nyonya 72 tahun

Kita boleh bangga binti girang, bahwasanya sebagai satu-satunya negara di dunia yang menganut asas tunggal Pancasila. Tak heran binti takjub, jika banyak fakta langka, kejadian unik, perkara ajaib, peristiwa antik maupun pasal ganjil dan/atau genap.

Semisal, siapa yang menanam belum tentu dia yang akan memanen, memetik hasilnya maupun menikmati manfaatnya. Kecualai ada catatan amal di sisi Allah swt. Waktu bersamaan, siapa yang berkeringat malah orang lain yang naik pangkat, menjadi pejabat.

Gaji tukang batu per hari, tampak dan memang di atas upah buruh/pekerja per bulan. Hebatnya lagi kawan, siapa atau pihak mana yang berbuat maka malah orang lain yang akan menanggung akibat.

Hal yang wajar terjadi di industri politik Nusantara. Padahal, di pentas politik, walau “salah” tetapi banyak peminatnya, maka akan menjadi benar, minimal wajar. Sebaliknya, jika ada unsur pidana “benar” tetapi karena penganutnya cuma sedikit, bisa dianggap atau masuk kategori “salah”. Walhasil, bahwa “baik dan benar” itu karena didukung secara aklamasi, banyak yang memilih.
.
Akhirnya, kalau zaman Orde Baru ada istilah atau jargon “atas petunjuk bapak presiden”, di era atau periode 2014-2019 ini yang terjadi presiden lapor ke atas dan halo-halo ke bawah. Maksudnya – tanpa maksud apa-apa. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar