Halaman

Selasa, 29 Agustus 2017

Indonesia di bawah sugesti Pancasila



Indonesia di bawah sugesti Pancasila

Indonesia memang Indonesia. Aneka tindakan, serba peristiwa, berbagai kejadian, variasi perkara yang tak masuk akal pun bisa terwujud. Atau kontradiksinya, demi mendukung jalannya cerita, maka direkayasa telah terjadi sesuatu.

Yang semula samar-samar, karena mengganggu wibawa negara, maka  dibuat tampak jelas tanpa batas pagar. Semula remang-remang, atas kehendak, keinginan dan tuntutan pasar bisa ditayangkan secara terang-benderang.

Berhal kemajuan, Indonesia punya riwayat sendiri. Kalau didorong maju, malah bersikukuh dengan posisinya. Tidak mau maju. Merasa aman, nyaman di tempat kedudukannya. Sebaliknya, kalau didorong ke belakang agar jangan mengganggu lalu lintas. Malah dengan sekuat daya mempertahankan diri, jangan sampai tergusur, tergeser apalagi tersingkir.

Kata “dilarang” malah sebagai pratanda “boleh”, sesuai takaran masing-masing. Terlebih dengan ungkapan”barang siapa”, semakin menjadikan semua pihak mempunyai kebebasan, sesuai daya tahan, kekebalan jiwa raga.

Lembaran peta politik Indonesia tak akan lepas dari sejarah pergerakkan menuju Indonesia Merdeka. Salah banyak fakta terjadi adalah bahwasanya ideologi tak ada matinya. Mereka para penganut paham, aliran politik tertentu, bisa bergerak bebas dengan organisasi tanpa bentuk. Menumpang hidup di sebuah partai politik yang berorientasi pada orang, tokoh. Bukan berorientasi pada sistem politik.

Jangan heran jika sampai periode 2014-2019 aroma irama politik Nusantara sudah terkontaminasi skenario investor politik negara paling bersahabat.

 Allah swt tak akan meninggalkan bangsa ini. Di lapisan dasar masyarakat, di ambang bawah rakyat, suasana persatuan dan kesatuan bangsa masih terjadi. Keberadaan Pancasila masih terasa nyata. Walau tanpa rumusan yang bak buku suci. Yang penting praktiknya. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar