Halaman

Rabu, 16 Agustus 2017

gol bunuh diri Jokowi pada laga kandang pilpres 2019



gol bunuh diri Jokowi pada laga kandang pilpres 2019

Seolah-olah, kalau wong Jawa bilang ‘olah-olah’ artinya njangan.  Masak sayur. Terkadang ‘olah-olah’ bisa diasumsikan berkreativitas. Kalau ‘obah-obah’ maksudnya barang di tempat namun bisa bergerak-gerak.

Kembali ke naluri alami sebagai pengolah kata menjadi menu santapan jiwa raga berkebangsaan. Sebagai rakyat tentu tanpa diminta tetap berdoa bagi keselamatan nusa bangsa.

Bersyukur karena selama ini tidak terdaampak langsung dari bencana politik. Tidak salah kalau olahan barisan pekerja, petugas, penggila, pegiat, pelaku dan sebutan semaksud partai politik menjadi senjata makan tuan.

Memang bisa dirasakan bahwa dengan ramuan ajaib revolusi mental, langkah catur dan gebrakan dadu politik Jokowi plus minus JK, cukup sederhana. Lihat saya tindak laku relawannya, mereka saling libas. Jokowi hanya terkekeh. Bolo dupak Jokowi memang ahli bermain, berperan ganda dalam maksud ambil sisi keuntungan dari dua kutub, dua kubu yang berseteru, berseberangan.

Sudah menjadi rahasia umum, hadapi tengah paruh akhir periode 2014-2019, banyak pihak sudah siaga satu.  Sistem pemilu serentak 2019, antara pemilu legislative bareng dengan pilpres. UU Pemilu digodog dengan mengakomodir semua pihak yang berkepentingan. Tak terkecuali pihak asing yang katanya sebagai model investor politik.

Sah-sah saja presiden ke-7 RI ikut pilpres 2019. Jangan lupa, bahwa seolah-olah, aroma irama syahwat politik Nusantara seperti masuk hutan atau daerah tak bertuan ‘jalmo moro jalmo mati’. Karepe mbilung.

Hebatnya, langkah cerdas pendukung Jokowi, dengan bangga mereka mencarikan pasangan atau duet cawapres yang tampak cerdas.

Disinilah langkah awal Jokowi untuk mati langkah. Karena justru nama besa sang bakal calon wapres, bisa-bisa bisa menentukan nasib. Apa lacur sudah jadi pelacur masih diuber satgas pangan, dianggap melakukan gerakan separatis jender.  [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar