tak berbuat secuwil pun
untuk negara, malah mendapat banyak dari negara
Makanya antar manusia,
bahkan antar saudara kandung banyak beda atau bisa sebaliknya. Rasa iri diri ke
nasib pihak atau orang lain tanda awal otak miring. Garis tangan manusia,
perjalanan hidup sesuai skenario Allah swt sudah termaktub di Lauh Mahfuzh.
Ingat adagium, aforisme,
aksioma, amsal “barang siapa menabur, menebar plus menggembala angin akan panen
badai”. Tapi, barang siapa menanam benih, biji, bibit belum tentu akan memetik
hasilnya. Terlanjur dimakan usia. Terlanjur disukabumikan sebelum masuk masa
petik. Kebajikan dalam hati seseorang, tetap akan berdampak.
Beda pasal kejadian perkara
dengan berkat perjuangan kakek nenek moyang, berkah budi luhur leluhur, warisan
tujuh turunan. Tabungan amal seseorang tak kalah telak, bahkan menang total
terhadap gempuran peradaban dunia (cinta dunia, nikmat dunia).
Gerakan senyap cinta
dunia oleh manusia politik mampu mempengaruhi bahkan menentukan hukum keseimbangan
alam. Mengambil, menyingkirkan penghalang jalan pun bukan perkara sederhana. Daya
lidah manusia melebihi daya libas sembilu alias menyembilu. Tak kurang garang,
kerajinan tangan liwat jasa ujung jari tangan akan mengkerkah jiwa ybs. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar