Halaman

Selasa, 31 Maret 2020

tak berbuat secuwil pun untuk negara, malah mendapat banyak dari negara


tak berbuat secuwil pun untuk negara, malah mendapat banyak dari negara

Makanya antar manusia, bahkan antar saudara kandung banyak beda atau bisa sebaliknya. Rasa iri diri ke nasib pihak atau orang lain tanda awal otak miring. Garis tangan manusia, perjalanan hidup sesuai skenario Allah swt sudah termaktub di Lauh Mahfuzh.

Ingat adagium, aforisme, aksioma, amsal “barang siapa menabur, menebar plus menggembala angin akan panen badai”. Tapi, barang siapa menanam benih, biji, bibit belum tentu akan memetik hasilnya. Terlanjur dimakan usia. Terlanjur disukabumikan sebelum masuk masa petik. Kebajikan dalam hati seseorang, tetap akan berdampak.

Beda pasal kejadian perkara dengan berkat perjuangan kakek nenek moyang, berkah budi luhur leluhur, warisan tujuh turunan. Tabungan amal seseorang tak kalah telak, bahkan menang total terhadap gempuran peradaban dunia (cinta dunia, nikmat dunia).

Gerakan senyap cinta dunia oleh manusia politik mampu mempengaruhi bahkan menentukan hukum keseimbangan alam. Mengambil, menyingkirkan penghalang jalan pun bukan perkara sederhana. Daya lidah manusia melebihi daya libas sembilu alias menyembilu. Tak kurang garang, kerajinan tangan liwat jasa ujung jari tangan akan mengkerkah jiwa ybs. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar