Halaman

Rabu, 18 Maret 2020

Mengandalkan Dalil Politik Terjebak Urusan Dunia


Mengandalkan Dalil Politik Terjebak Urusan Dunia

Asumsi historis dan PR menerus bangsa, yaitu niat utama mendirikan partai politik sebagai cara merebut kekuasaan secara konstitusional. Pengalaman sejak pra-kemerdekaan NKRI 17 Agustus 1945 sampai era rezim politik reformasi, melahirkan jargon ”sama rasa, sama rata”, “pokoknya menang”, “kultus individu”, “demi tujuan menghalalkan segala cara”, “di atas kursi masih ada kursi” serta yang paling runyam mendaulat politik sebagai agama dunia.

Sejak zaman Rasulullah saw, umat Islam sudah mengenal sekaligus mempraktikkan politik, atau yang disebut siyasah. Politik Islam menjadi pilar tegaknya dakwah, syiar agama Islam. Laju peradaban menjadikan partai politik sebagai kendaraan utama menuju jabatan kepala negara, kepala daerah serta wakil rakyat. Jalur independen kalah pamor dengan kader politik.

Sisi lain sejarah perpolitikan nusantara sudah sampai bukti nyata bahwa kader partai tidak harus mulai dari papan bawah, merangkak dari nol. Tidak harus ikut antrian yang spekulatif. Bahkan dengan kalkulasi ekonomi langsung mendirikan sebuah bentukan partai politik.

Tak salah jika urusan syahwat politik sarat dengan pasal urusan dunia. Terlebih Indonesia sebagai negara multipartai yang jauh dari sederhana. Persaingan internal di tubuh partai politik, kian menambah bukti falsafah Jawa “yèn ora édan ora keduman”.  Lebih daripada itu menjadi filosofis politis, “wis édan tenan tetep ora keduman”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar