Islam
nusantara dan kepala batu jadi tonggak sejarah
Ironis tak dapat ditangkis. Miris sulit digubris. Kalau mau
konyol jangan ajak-ajak liyan. Konon, penyuka sebutan Islam nusantara yang bukan
dari ormas Islam dan juga tidak mewakili diri sendiri. Datang dari kota budaya.
Jauh dari zaman kayuh kereta angin.
Singkat kata, memang lingkungan menempa kadar ilmu
formal, utawa IQ-IQan di atas rata-rata lokal. Namun apa daya, Q-Q yang lain
sepertinya masih adem-ayem di tempat. Berkat jasa media dalam jaringan, ybs
atau oknum ybs merasa mampu berilmu dan berakhlak manusia seutuhnya. Yakin diri
olah ujung jari tangan menghasilkan prosesi bukti diri cerdas bangsa pribumi primitif.
Primitif bukan stigma negatif. Justru menunjukkan derajat
aroma irama berjati diri manusia laik banding, sanding, tanding. Tidak perlu
gelar diluar gelar akademis. Sentimen positif pasar loak lokal, ybs masih eksis
dimana pun berkubang, berkalang lingkungan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar