sosok sigap Islam
nusantara, dudu padharan dudu dhadha
Sesuatu yang bukan-bukan, karena
banyak peminat, animo mbludak akhirnya menjadi metode perbukanan. Tepatnya bagimana
ratio ideal lingkar dada disbanding lingkar perut. Akankah akan menentukan
watak diri ybs. Batasan medis atau pasal, dalil permanusiaan. Mirip korelasi
berat badan dengan tinggi badan. Proporsional atau sesuai perwatakan umat
manusia.
Namun apa kata. Besar kepala tak identik
dengan banyak mulut. Perut kosong nyaring kentutnya. Pantat bagaimana yang
betah duduk manis berlama-lama tanpa bosan binti kerasan. Mampu bergeser dari
satu kursi ke kursi berikutnya. Apalagi naik kursi ke yang lebih tinggi.
Kehidupan umat Islam, khususnya
penyandang maqam asbab, tidak beranjak, tidak bertitik tolak, tidak berpangkal
dari ketetapan hati. Juga tidak. Kadar ketetapan hati bersifat dinamis,
fluktuatif. Kian merasa beragama dengan benar, betul, baik, bagus, kian merasa
tanpa banding, sanding, tanding.
Manusia pemikir saat main ucap acap
lupa dengan daya santun. Main terjang, libas tanpa was-was. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar