Halaman

Senin, 30 Maret 2020

parpol terbujur politisi jatuh ke kasur


parpol terbujur politisi jatuh ke kasur

Ungkapan, singkapan atas kejadian nyata harian berbangsa, bernegara. Kendati sudah dipoles oleh awak media berbayar, tetap saja tak bisa sebagai alat tipu-tipu. Kian dibalut acara atraktif, kian tampak jeroannya.

Konflik ideologi, tepatnya konflik antar paham politik abal-abal, menjadi faktor penentu nasib kemanusiaan bagi beberapa generasi mendatang. Tanpa rekam jejak prestasi politik, karena faktor keberuntungan yang susah dibaca, seseorang dengan lincak naik karier politiknya.

Belum berbuat apa-apa untuk negara, tetapi sudah mendapat apa-apa dari negara. Rumusan berbasis ramuan ajaib revolusi mental berkelanjutan, menjadi pegangan hidup anak bangsa pribumi primitif. Maksud jelasnya, masuk bursa kawanan partai menjadi “ladang amal usaha duniawi”.

Menu harian gerakan senyap rakyat menjadi model gerakan perdamaian. Dikemas lebih merakyat oleh gerakan non-politik  yang memadukan spirit peace (perdamaian) dengan justice (keadilan).  Perpaduan tersebut membeberkan fakta bahwa tidak ada perdamaian yang sejati tanpa ditegakkannya keadilan.

Damai berkeadilan dan adil berkedamaian. Atau dengan sebutan damai itu adil, adil itu damai. Padahal, sumber konflik bukan karena negara kosong, hampa atau steril praktik politik adil yang juga damai.

Praktik demokrasi nusantara didominasi konflik kepentingan antar elite partai. Sama-sama rebutan kursi nasional maupun rayahan kursi daerah. Produk sampingan berupa aksi radikal, paham ekstrem, saling libas, ganas terhadap beda pilihan.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar