parpol terbujur politisi
jatuh ke kasur
Ungkapan,
singkapan atas kejadian nyata harian berbangsa, bernegara. Kendati sudah
dipoles oleh awak media berbayar, tetap saja tak bisa sebagai alat tipu-tipu. Kian
dibalut acara atraktif, kian tampak jeroannya.
Konflik
ideologi, tepatnya konflik antar paham politik abal-abal, menjadi faktor
penentu nasib kemanusiaan bagi beberapa generasi mendatang. Tanpa rekam jejak
prestasi politik, karena faktor keberuntungan yang susah dibaca, seseorang
dengan lincak naik karier politiknya.
Belum
berbuat apa-apa untuk negara, tetapi sudah mendapat apa-apa dari negara. Rumusan
berbasis ramuan ajaib revolusi mental berkelanjutan, menjadi pegangan hidup
anak bangsa pribumi primitif. Maksud jelasnya, masuk bursa kawanan partai
menjadi “ladang amal usaha duniawi”.
Menu
harian gerakan senyap rakyat menjadi model gerakan perdamaian. Dikemas lebih
merakyat oleh gerakan non-politik yang memadukan
spirit peace (perdamaian) dengan justice (keadilan). Perpaduan tersebut membeberkan fakta bahwa
tidak ada perdamaian yang sejati tanpa ditegakkannya keadilan.
Damai
berkeadilan dan adil berkedamaian. Atau dengan sebutan damai itu adil, adil itu
damai. Padahal, sumber konflik bukan karena negara kosong, hampa atau steril praktik
politik adil yang juga damai.
Praktik
demokrasi nusantara didominasi konflik kepentingan antar elite partai. Sama-sama
rebutan kursi nasional maupun rayahan kursi daerah. Produk sampingan berupa
aksi radikal, paham ekstrem, saling libas, ganas terhadap beda pilihan.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar