Halaman

Selasa, 31 Maret 2020

alat kelengkapan dan perlindungan diri manusia-politik nusantara


alat kelengkapan dan perlindungan diri manusia-politik nusantara

Bukan ukuran besar persentase populasi manusia-politik terhadap total penduduk. Pakai tolok ukur sumbangsih pada negara. Sistem pemerintahan imbas nyata persamaan hak politik pengguna aktif kebijakan multipartai. Nasib bangsa selama lima tahun di tangan kawanan juara umum pesta demokrasi. Politik biaya tinggi kian menambah cengkeraman.

Praktik demokrasi nusantara menjadi bentuk sederhana penjajahan oleh bangsa sendiri di negeri sendiri. Tradisi politik reformis berjilid, memang didesain mengedepankan kompromi politik, mengutamakan koalisi partai politik sesuai satu periode.

Padahal, niat mulia mendirikan politik adiluhung (high politics) menjadi tujuan Bapak Bangsa, bukan sekedar partai politik aliran abal-abal (low politics).

Terlebih  dengan landasan moral Pancasila pada pembentukan partai politik di era rezim politik reformasi. Kebijakan partai bentuk lain tanggung jawab moral atas kasus yang menjadi langganan anggotanya.

Sistem politik terbuka-tertutup, selektif-bebas aktif menjadikan siapa saja bisa menjadi apa saja. Manusia-politik lebih bangga dengan kekuatan politik. Padahal dari anatomi struktur organisasi tampak kurang gizi namun sarat asupan intervensi, invasi gizi politik mondial. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar