Halaman

Kamis, 12 Maret 2020

karena nilai sebuah kursi rusak sebuah bangsa


karena nilai sebuah kursi rusak sebuah bangsa

Bukan pepatah atau fakta sejarah yang aktual. Bukan kejadian di dunia pewayangan nusantara maupun saduran dari negara paling bersahabat. Bukan kejadian di masa depan akibat zaman sekarang yang serba bebas berpolitik.

Jebakan pasal konstitusi, demokrasi, sistem pemerintahan dan seabrek rumusan berbangsa dan bernegara sesuai standar manusia dan kemanusiaan nusantara. Sistem pengaman politik nusantara lebih fokus ke pola perkuatan daya dan atau kebal hukum bagi pelaku atau manusia politik.

Profil ketenagakerjaan bersifat hipokrit, standar ganda. Di satu sisi menampilkan syarat teknis sebagai penjual jasa dan tenaga. Pihak lain oleh pemerintah diformat ramah investor. Dengan kata lain pemerintah berkeyakinan atas daya kerja Tenaha kerja lokal nasional yang tak mampu bersaing di klas global.

Dikarenakan ada negara asing yang investor, sanggup menyediakan tenaga kerja sekali pakai. Mungki di negaranya masuk kategori warga binaan. Atau pihak yang berseberangan dengan kebijakan partai tunggal. Mereka direkrut sebagai relawan di nusantara.

Sistem politik nusantara, membuka peluang bagi siapa saja, pihak mana saja untuk main politik secara bebas tanpa batas. Saling libas menjadi kuno. Pemain watak dari asli bawaan sejak lahir sampai karbitan, orbitan silahkan tampil. Hukum rimba politik selalu kewalahan dimangsa kawan sendiri. Belum mati sudah ada yang antri.

Sebutan petugas partai membuktikan politik penyet-penyet, sarat bumbu abal-abal. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar