Halaman

Senin, 02 November 2015

apkiran pe-revolusi mental Nusantara, mental ketengan vs mental kadaluarsa

apkiran pe-revolusi mental Nusantara, mental ketengan vs mental kadaluarsa

.Di dunias bisnis jalanan terjadi kerja sama saling menguntungkan, warung rokok, pedagang asongan jual rokok per biji atau ketengan. Pembeli setia, langganan adalah sopir angkot, anak gaul, anak jalanan, anak didik setingkat SMP. Keuntungan terselubung, rokok herbal seolah tidak mengenal batas waktu pemakaian alias kadaluarsanya. Untungnya, tidak ada rokok aspal, rokok abal-abal, rokok apkiran utawa BS; maupun rokok mengandung zat pengawet untuk mayat, zat perasa buatan dan zat pewarna tekstil.

Di industri, panggung, syahwat politik apapun bisa terjadi. Partai politik dengan ideologi ketengan, karena penggemar fanatiknya dari berbagai elemen masyarakat. Partai politik yang ideologinya sudah kadaluarsa atau sudah tidak mampu, bisa, sanggup menjawab tantangan zaman, namum masih beredar resmi. Beredar di kalangan terbatas sebagai dinasti politik. Yang penting bisa kuasa, kaya dan kuat (ingat berhala Reformasi 3K).

Jadi, kesimpulan sederhananya, mental penyelenggara negara dari unsur parpol, yang masuk sebutan KIH maupun KMP, mentalnya, kalau tidak mental ketengan atau mental kadaluarsa.  Jangan lupa, masih tersisa perubahan dan kemajuan, yaitu terganjal dan terjegal pasal tipikor tanpa menunggu periode selesai. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar