apkiran
pe-revolusi mental Nusantara, mental ketengan vs mental kadaluarsa
.Di dunias bisnis
jalanan terjadi kerja sama saling menguntungkan, warung rokok, pedagang asongan
jual rokok per biji atau ketengan. Pembeli setia, langganan adalah sopir
angkot, anak gaul, anak jalanan, anak didik setingkat SMP. Keuntungan
terselubung, rokok herbal seolah tidak mengenal batas waktu pemakaian alias kadaluarsanya.
Untungnya, tidak ada rokok aspal, rokok abal-abal, rokok apkiran utawa BS;
maupun rokok mengandung zat pengawet untuk mayat, zat perasa buatan dan zat
pewarna tekstil.
Di industri,
panggung, syahwat politik apapun bisa terjadi. Partai politik dengan ideologi
ketengan, karena penggemar fanatiknya dari berbagai elemen masyarakat. Partai
politik yang ideologinya sudah kadaluarsa atau sudah tidak mampu, bisa, sanggup
menjawab tantangan zaman, namum masih beredar resmi. Beredar di kalangan
terbatas sebagai dinasti politik. Yang penting bisa kuasa, kaya dan kuat (ingat
berhala Reformasi 3K).
Jadi, kesimpulan
sederhananya, mental penyelenggara negara dari unsur parpol, yang masuk sebutan
KIH maupun KMP, mentalnya, kalau tidak mental ketengan atau mental
kadaluarsa. Jangan lupa, masih tersisa
perubahan dan kemajuan, yaitu terganjal dan terjegal pasal tipikor tanpa
menunggu periode selesai. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar