Rabu, 15/01/2003 07:41
TEROR HARGA
Sejauh ini teror bom karbit telah mampu mengelabui
daya pikir, daya nalar dan daya logik kita. Berkaitan dengan sistem hankamrata
melahirkan kesenjangan antara teori dan praktek. Bagaimana bom itu dirakit, di
mana mendapatkan bahan bakunya, siapa saja pelakunya, jaringan internasional
yang terkait, skenario peledakan, koordinator lapangan, sasaran ledakan, kaitan
antar bom yang meledak - demikian nyaring berdenting nyaris tanpa cacat -
mempengaruhi alam khayal rakyat NKRI. Akhirnya rakyat bingung untuk menentukan
antara siapa yang bohong dengan siapa yang omomg kosong.
Di awal tahun 2003, syukur tahun barunya hanya satu
hari, bom harga meledak serentak di NKRI. Berkekuatan BBM, TDL dan telepon.
Korbannya rakyat yang bukan pejabat. Antar pejabat negara adu teori tentang
skenario harga. Sedangkan di lapangan harga sembako tak mau kalah bersaing.
Para pengujuk rasa dan pengunjuk raga silih berganti berjuang di jalanan. Sang
Ibu hanya manggut-manggut terharu. Salah sendiri koq mau jadi orang miskin,
komentar Pak Presiden. Mau-maunya jadi kaum papa, sudah melarat keserakat. Enak
kan jadi presiden!!! Ternyata senyata-nyatanya bahwa nyatanya daya ledak teror
harga lebih dahsyat dibanding teror bom karbit. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar