Rabu, 12/03/2003 12:02
KOBARKAN SEMANGAT "AA
GYM" : DOT DAN ........
Celaka duabelas, sial
tigabelas – Daftar Orang Tercela (DOT) hanya diperuntukkan bagi penjahat
perbankan, eloknya mekanisme DOT bisa ditarik, diulur, dibuat permisif, atau
menjadi sangat fleksibel. Seharusnya ketentuan DOT bersifat kaku. Padahal
banyak penjahat di NKRI, mulai dari penjahat kambuhan sampai biang penjahat.
Mulai penjahat kebal
hukum sampai kebal peluru.
Mulai penjahat kelas
teri sampai penjahat berdasi.
Mulai penjahat
jalanan sampai penjahat gedongan.
Mulai penjahat sesuap
nasi sampai penjahat tujuh turunan.
Keterpaduan politik
dengan ekonomi bak dua sisi mata uang, saling memberi makna dan arti. Kejahatan
perbankan sebagai bentuk kejahatan nyata di bidang ekonomi. Kejahatan
perpolitikan pada umumnya merupakan fungsi dari kejahatan dalam asas karena,
oleh, sebab dan untuk uang. Kalau penjahat perpolitikan sulit dikategorikan
sebagai Orang Tercela, karena sifat kejahatannya multi dimensi dan multi efek.
Bahkan tolok ukur secara agamais nan relijius pun susah mendefinisikan kategori
orang tercela untuk penjahat perpolitikan.
Modus operandinya
sulit dilacak ketercelaannya, contoh :
þ
Pagi
hari merampok uang negara secara seksama, malamnya berdo’a minta kesempatan
untuk bertobat sehari saja dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
þ Malam
hari maling uang negara secara paripurna, pagi hari pemerataan bagi hasil
terutama bagi upeti sebagai upaya penyelamatan diri dan muka tetangga dari
berita misteri kisah nyata.
þ Siang
hari menggarong uang negara secara terencana, sore hari ngopi sambil melobi
koordinasi dengan aparat keamanan.
þ
Sore
hari menyedot uang negara secara tuntas, pulang ke rumah kipas-kipas menghitung
dosa dan mempersiapkan rencana penilepan skala partai.
þ Sekarang
berkesempatan memanfaatkan uang negara secara rombongan, besok ramai-ramai
menentukan skala prioritas pemanfaatan lebih lanjut.
þ Kemarin
hanya menghitung uang negara secara tersamar, nanti menyiapkan nama dan nomer
rekening terselubung atas nama rakyat kecil yang sulit terdeteksi oleh sistem
pemeriksaan.
þ Sekarang
menguras uang negara secara sapu bersih, besok menggantinya dengan dana
nonbujeter sebagai penyelamatan hidung ketua dari sodokan petugas kebersihan.
þ Hari
ini dengan dalih apapun mencoba mengamankan uang negara secara elegan, lusa
dengan pasal asal-asalan mengamalkan uang negara ke kroni-kroninya atau
menggulirkan politik uang demi memenangkan Pemilu 2004.
þ Kesempatan
pertama untuk menggelapkan uang negara secara berkesewenangan, kesempatan
berikutnya sesuai kewenangan untuk mencuci uang negara. Masih banyak lagi
wacana yang bisa ditelurkan. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar