Halaman

Rabu, 31 Desember 2014

DOT dan penjahat perpolitikan

Beranda » Berita » Opini
Rabu, 12/03/2003 12:02

KOBARKAN SEMANGAT "AA GYM" : DOT DAN ........

Celaka duabelas, sial tigabelas – Daftar Orang Tercela (DOT) hanya diperuntukkan bagi penjahat perbankan, eloknya mekanisme DOT bisa ditarik, diulur, dibuat permisif, atau menjadi sangat fleksibel. Seharusnya ketentuan DOT bersifat kaku. Padahal banyak penjahat di NKRI, mulai dari penjahat kambuhan sampai biang penjahat.

Mulai penjahat kebal hukum sampai kebal peluru.
Mulai penjahat kelas teri sampai penjahat berdasi.
Mulai penjahat jalanan sampai penjahat gedongan.
Mulai penjahat sesuap nasi sampai penjahat tujuh turunan.

Keterpaduan politik dengan ekonomi bak dua sisi mata uang, saling memberi makna dan arti. Kejahatan perbankan sebagai bentuk kejahatan nyata di bidang ekonomi. Kejahatan perpolitikan pada umumnya merupakan fungsi dari kejahatan dalam asas karena, oleh, sebab dan untuk uang. Kalau penjahat perpolitikan sulit dikategorikan sebagai Orang Tercela, karena sifat kejahatannya multi dimensi dan multi efek. Bahkan tolok ukur secara agamais nan relijius pun susah mendefinisikan kategori orang tercela untuk penjahat perpolitikan.

Modus operandinya sulit dilacak ketercelaannya, contoh :

þ    Pagi hari merampok uang negara secara seksama, malamnya berdo’a minta kesempatan untuk bertobat sehari saja dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

þ        Malam hari maling uang negara secara paripurna, pagi hari pemerataan bagi hasil terutama bagi upeti sebagai upaya penyelamatan diri dan muka tetangga dari berita misteri kisah nyata.

þ             Siang hari menggarong uang negara secara terencana, sore hari ngopi sambil melobi koordinasi dengan aparat keamanan.

þ    Sore hari menyedot uang negara secara tuntas, pulang ke rumah kipas-kipas menghitung dosa dan mempersiapkan rencana penilepan skala partai.

þ      Sekarang berkesempatan memanfaatkan uang negara secara rombongan, besok ramai-ramai menentukan skala prioritas pemanfaatan lebih lanjut.

þ          Kemarin hanya menghitung uang negara secara tersamar, nanti menyiapkan nama dan nomer rekening terselubung atas nama rakyat kecil yang sulit terdeteksi oleh sistem pemeriksaan.

þ        Sekarang menguras uang negara secara sapu bersih, besok menggantinya dengan dana nonbujeter sebagai penyelamatan hidung ketua dari sodokan petugas kebersihan.

þ         Hari ini dengan dalih apapun mencoba mengamankan uang negara secara elegan, lusa dengan pasal asal-asalan mengamalkan uang negara ke kroni-kroninya atau menggulirkan politik uang demi memenangkan Pemilu 2004.

þ        Kesempatan pertama untuk menggelapkan uang negara secara berkesewenangan, kesempatan berikutnya sesuai kewenangan untuk mencuci uang negara. Masih banyak lagi wacana yang bisa ditelurkan. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar