Halaman

Rabu, 17 Desember 2014

PENONTON SEPAK BOLA [BUKAN] RAJA

Beranda » Berita » Opini
Sabtu, 02/04/2011 22:16

PENONTON SEPAK BOLA [BUKAN] RAJA

Konon, penonton sepak bola NKRI bukan raja! Tidak seperti pembeli, nasabah bank. Bahkan penonton didaulat dalam kategori bonek (=bondo nekat). Stigma sebagai biang kerusuhan di jalanan, stadion, di luar stadion menjadi bahan sajian media masa. Semangat sebagai suporter patut diacungi ibu jari. Rela naik di atap kereta api, pakai kaus kostum kesebelasan kesayangannya, berbondong bareng nonton bola. Lebih tragis lagi, ada sajian adu jotos pemain vs wasit, antar pemain, baku hantam antar supporter.

Paling tragis adalah kisruh PSSI, seperti sajian berikut :

BERITA : sejak awal berdirinya, PSSI kesulitan cari 11 pemain, di antara klub yang ada. Apalagi di antara ratusan juta anak, remaja, pemuda Indonesia. Bahkan laga kompetisi yang tidak diselenggarakan PSSI dianggap illegal! Paling tidak Indonesia selalu juara umum PON. Sekarang, di era Reformasi, PSSI kesulitan cari 1 (satu) orang sebagai nahkoda PSSI dengan gelar Ketua Umum (Ketum). Apa daya tarik ketum PSSI? Apa harus melalui pemilu Ketum PSSI! Syarat ketum a.l. harus gila bola, bukan gila kuasa.

CERITA : pesepak bola manca negara banyak yang kaya, dari hasil mengocek bola. Mereka masuk jajaran selebritis atau pesohor papan atas. Berbagai kesempatan terbuka. Pensiun malah bisa jadi pelatih. Pelatih sepak bola kesebelasan dunia bisa berkantong tebal. Risko juga ada, kalah tanding kompetisi dan tak keluar sebagai jawara bisa dipecat sebagai pelatih. Di NKRI, mungkin hanya pengurus PSSI yang bisa kaya (ada APBN/APBD, sponsor), sekaligus bermuka tebal.


DERITA : di tingkat ASEAN, prestasi timnas Garuda (atau apapun namanya) bukan sebagai kesebelasan yang diperhitungkan apalagi disegani. Tapi di tingkat FIFA, PSSI bisa jadi kasus liwat ulah ketumnya, sehingga Pemerintah (melalui Menpora) membekukan PSSI. Jadi, oknum Ketum PSSI yang kader loyal Golkar, bung NK, gemilang sebagai pengurus (=membuat kurus) kepercayaan dunia terhadap PSSI atau sepak bola Indonesia umumnya. Pepatah : karena nila setitik, susu sebelanga harus diselamatkan agar tidak rusak! [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar