Halaman

Kamis, 18 Desember 2014

PERMASALAHAN BANGSA DAN AMPERA

Beranda » Berita » Opini
Kamis, 27/02/2003 15:09

PERMASALAHAN BANGSA DAN AMPERA

Amanat Penderitaan Rakyat akan dapat tercapai bila para pejabat pemerintah, elit politik, dan konglomerat, dapat bekerja sama demi untuk Kepentingan Bersama. Dengan kata lain, para pengusaha baik swasta nasional dan asing menghargai adanya peraturan atau UU perburuhan yang ditetapkan oleh pemerintah yang berlaku/demi etika dalam bisnis maka harus dihilangkan sistim sogok menyogok dengan ketentuan hukum bahwa keduanya harus mendapatkan suatu sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Di samping Pemerintah harus menetapkan Upah Minimum yang sesuai dengan standard hidup yang ada, dengan menetapkan prosentasi besar kecilnya pajak pendapatan kaum buruh yang harus dipotong dan disetor oleh para majikan. Jika perlu sistem upah harus dijadikan sistim upah mingguan. Maksud dan alasannya, pertama, bahwa gajih buruh itu sebenarnya merupakan koleksi masyarakat untuk meningkatan kemampuan daya beli rakyat (buying power) hal tersebut yang dapat mempengaruhi besar kecilnya gelombang permintaan dan penawaran didalam masyarakat. Kedua, pajak yang dibayarkan oleh buruh kepada pemerintah oleh para majikan itu merupakan merupakan usaha pemerintah untuk pendorong kegiatan perpajakan.

Kesimpulannya, sistem tersebut dimaksudkan untuk memperkembangan tingkat ekonomi nasional. Bila semua aparat pemerintah, kaum pengusaha asing atau domestik, dan elit politik, pengjawantahannya terhadap pola dasar negara yang menuju pada cita cita bangsa yaitu Masyarakat Yang Adil dan Makmur, dasarnya tidak lain adalah Kemoralan yang hakiki.

Maknanya adalah mengamalkan policy pemerintah sesuai dengan etika dan martabat suatu bangsa. Dengan kata lain Punya Rasa Malu sedikit begitu lho. Jadi bukan meniru ala negara maju dengan kehidupan yang mewah hanya untuk segelintir manusia Indonesia, tapi cita cita dalam citra untuk memperbaiki kepentingan bersama itu adalah merupakan sarana yang akan menciptakan bahw semua orang, semua penduduk dari Sabang sampai ke Merauke akan memiliki kemampuan daya beli yang sama didalam kehidupan bermasyarakat. Jadi sering kita harus memutar kembali bahwa untuk menciptakan kehidupan yang bermasyarakat demokrasi dengan kehidupan yang bermoral maka setiap orang akan hidup terhormat, terpimpin, dan teratur dari segala sudut kehidupan yang menjadi kultur bangsa ini.

Kesimpulannya, bukan alam main jor-joran kekayaan tapi kita perbaiki sistim ekonomi yang merata. Sehingga kehidupan di semua pelosok tanah air rakyatnya akan mempunyai kemampuan yang sama dalam menghadapi tersedianya permintaan atas barang dan jasa jasa yang terdapat atau tersedia didalam masyarakat. Bila asas pemertaan tersebut dapat dicapai maka semua rakyat tidak akan gelisah dalam kehidupannya sehari hari, pekerjaan kepemerintahan juga akan lancar, demikian pula ekonomi akan berkembang berkat tata tertib yang berlaku bagi para konglomerat yang senantiasa memiliki rasa tanggung jawab terhadap perusahaan masing masing disamping membantu meningkatkan derajad kaum buruh. Ahirnya sistem kerja pemerintah, sistim berpolitik, dan sistim kaum pengusaha harus berdasarkan pada segi moral yang menitik beratkan pada rasa kemanusiaan yang mementingkan pada usah kepentingan rakyat banyak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar