YS : revolusi petani
vs strata sosial masyarakat
Selasa, 16/01/2007
07:18
DAUR ULANG SEJARAH
Sejarah memang bisa
berulang, minimal bisa didaur ulang secara demokratis maupun kudeta berlapis.
Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat tak akan lepas dari kemasan
sosial, ekonomi dan politik. Madiun Affair merupakan langkah awal dan tahap
pertama PKI menusuk NKRI dari belakang. G30S 1965, PKI berhasil menyusup ke
sistem pemerintahan dan menghantam dari dalam. Jika YS mengatakan bahwa komunis
di NKRI berbasis pada revolusi petani dan atau strata sosial masyarakat, banyak
kemungkinan terjadi.
Ketika FAO melihat
NKRI bisa swasembada beras (1985) mungkin nasib petani masih bisa berkibar.
Ketika kebijakan pemerintah untuk membuka lahan gambut sejuta hektar utnuk
areal pertanian, malah membuktikan bahwa lahan pertanian produktif di Jawa
telah alih fungsi menjadi lahan perumahan dan permukiman. Para petani bukannya
turun derajat, walau tak kurang yang beralih matapencaharian, ekses lain memunculkan
klas baru di masyarakat yaitu petani berdasi.
Akibat beda platform
politik, lain aliran politik sebagai pemacu dan pemicu yang melahirkan status
politik. Single mayority, produk unggulan Orde Baru, bukan sebagai bahaya
laten, bahkan sebagai fatwa berpolitik ala Nusantara. Komunis berasaskan bahwa
politik sebagai panglima. Di era Reformasi ini untuk bisa sukses selain harus
berkendaraan partai politik juga harus bernafaskan bahwa berpolitik bukan
tujuan. Jangan heran, kalau sesama anggota partai bisa saling makan, tak ada
kawan tak ada lawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar