Halaman

Minggu, 02 Februari 2014

YS : revolusi petani vs strata sosial masyarakat

YS : revolusi petani vs strata sosial masyarakat

Beranda » Berita » Opini
Selasa, 16/01/2007 07:18
DAUR ULANG SEJARAH

Sejarah memang bisa berulang, minimal bisa didaur ulang secara demokratis maupun kudeta berlapis. Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat tak akan lepas dari kemasan sosial, ekonomi dan politik. Madiun Affair merupakan langkah awal dan tahap pertama PKI menusuk NKRI dari belakang. G30S 1965, PKI berhasil menyusup ke sistem pemerintahan dan menghantam dari dalam. Jika YS mengatakan bahwa komunis di NKRI berbasis pada revolusi petani dan atau strata sosial masyarakat, banyak kemungkinan terjadi.

Ketika FAO melihat NKRI bisa swasembada beras (1985) mungkin nasib petani masih bisa berkibar. Ketika kebijakan pemerintah untuk membuka lahan gambut sejuta hektar utnuk areal pertanian, malah membuktikan bahwa lahan pertanian produktif di Jawa telah alih fungsi menjadi lahan perumahan dan permukiman. Para petani bukannya turun derajat, walau tak kurang yang beralih matapencaharian, ekses lain memunculkan klas baru di masyarakat yaitu petani berdasi.


Akibat beda platform politik, lain aliran politik sebagai pemacu dan pemicu yang melahirkan status politik. Single mayority, produk unggulan Orde Baru, bukan sebagai bahaya laten, bahkan sebagai fatwa berpolitik ala Nusantara. Komunis berasaskan bahwa politik sebagai panglima. Di era Reformasi ini untuk bisa sukses selain harus berkendaraan partai politik juga harus bernafaskan bahwa berpolitik bukan tujuan. Jangan heran, kalau sesama anggota partai bisa saling makan, tak ada kawan tak ada lawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar