Kamis,
13/01/2011 13:34
4 golongan ahli neraka
Dikisahkan bahwa nanti di akhirat
ada 4 golongan makhluk Allah dari NKRI ketika dihisab, bahkan nyaris dihisab,
sudah masuk kategori ahli neraka. Sebagaimana lazimnya ketika mereka hidup di
dunia, serta merta tanpa komando dan aba-aba mereka protes kepada Allah.
Golongan I ahli neraka berasal dari
penganut KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Mereka protes karena dalam
memanfaatkan uang negara untuk dan demi golongan atau parpolnya. Mereka loyal
dan tunduk kepada parpol. Sebagai kader parpol mereka mau melakukan apa saja.
Hukum dan sanksi agama tidak menjadi acuan. Mereka yakin dengan bemper parpol
akan aman dari berbagai jebakan dan jeratan pasal hukum. Karena uang kuasa.
Kebanyak dari mereka dari birokrasi (eksekutif, legislatif dan yudikatif) atau
minimal sebagai dedengkot parpol dekat dengan poros kekuasaaan atau para
pengelola APBN/APBD yang diusung oleh parpol. Golongan I menyalahkan para
tukang urus parpol. Protes diterima Allah. Tanpa dipanggil Golongan II
menghadap Allah.
Golongan II ahli neraka berasal dari
tukang unjuk rasa dan unjuk raga, khususnya yang tewas saat menjalankan tugas
dari tukang urus parpol untuk turun ke jalan. Baik dalam menjalankan misi
oposisi atau sekedar meramaikan dan menyemarakan demokrasi. Tanpa hari tanpa
demokrasi. Atau pelaksana demokrasi jalanan, semacam bonek, pendemo dari
berbagai elemen masyarakat, korban bentrok antar fakultas, antar kampus. Banyak
yang berjibaku karena sebagai rasa loyalitas dan solidaritas berbasis idiologi,
baik dari parpol wong cilik sampai parpol khusus peserta pemilu/pilpres saja.
Golongan II menuding tukang urus parpol sebagai biang keladi berbagai bentuk
demokrasi yang berakhir anarkis. Protes diterima Allah. Giliran kawanan
parpolis utawa tukang urus parpol dipanggil Allah, sebagai Golongan III.
Golongan III ahli neraka adalah
tukang urus parpol dari semua periode, khususnya yang menjabat > 1 periode,
baik sebagai penggagas dan pendiri parpol maupun sampai yang sekedar aktor di
belakang layar (biasanya mantan ketum). Berdalih bahwa mendirikan parpol karena
panggilan jiwa, tuntutan hati nurani walau dalam prosesnya tak bisa lepas dari
pengaruh Rp. Berhala Reformasi 3 K (Kuat, Kuasa, Kaya) menyebabkan si kaya bisa
membayar siapa saja untuk berbuat apa saja. Membeli apa saja. Golongan III
protes, sebagai aktivis dengan modal nol, tak mau hidupnya sia-sia atau
dikorbankan demi faham dan aliran. Ketika ada tawaran yang menjanjikan dan
menggiurkan tak apalah untuk diterima. Daripada sepi order. Urusan sebagai
politisi bayaran memang sudah jamak di Nusantara. Takut miskin, takut lapar,
takut sengsara memang hal lumrah disandang umat manusia. Tujuan menghalalkan
segala cara menjadi moto perjuangan parpol. Menjadi kutu loncat tidak
diharamkan. Daripada harus antri, menjadi pemain cadangan, di urutan papan
bawah, tidak masuk daftar (kecuali daftar tunggu), atau hanya menjadi boneka.
Urus parpol sebagai fungsi Rp. Allah memaklumi dan memahami kondisi yang
dihadapi oleh Golongan III. Golongan terakhir adalah dari penyandang dana,
bagian dari 3K, sebagai Golongan IV.
Golongan IV ahli neraka adalah dari
kalangan 3K. 3K mempunyai hubungan simbiosis mutualistis atau saling
menguntungkan. Bahkan de facto mereka bisa mengendalikan negara, mampu
menggerakan masa dan masyarakat, sanggup membentuk opini dan persepsi tentang
apa saja, tentang siapa saja. Untuk melanggengkan upaya dan usaha mereka
berikhtiar apa saja. Mereka tak merasa bersalah, mengorbankan Rp demi kemulusan
dan kelancaran kegiatan, lepas dari kewajiban pasal dan tak terjangkau oleh
hukum. Mereka merasa telah memberi makan orang banyak, membuka lapangan kerja
bagi orang miskin, menebar peluang untuk mewujudkan mimpi duniawi. Dengan umpan
Rp bisa mendapatkan Rp yang lebih banyak. Mengorbankan Rp agar tak kehilangan
banyak Rp. Bagi kekuasaan agar banyak yang bisa dikorbankan atau mau berkorban
untuk mereka. Mereka punya hukum sendiri. Golongan IV yang notabene juga
beranggotakan ke 3 golongan lainnya, terutama yang sudah mapan, berklas dan
suskes. Karena ada pepatah, di kandang kambing mengembik, di kandang harimau
mengaum. Di kandang manusia, bisa mengembik maupun mengaum [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar