Halaman

Selasa, 11 Februari 2014

DUNIA LAIN BADUT DAN NDANG DHUT



Jumat, 07/11/2003 08:16
DUNIA LAIN BADUT DAN NDANG DHUT

Berkat senggol badan, gesekan emosi, adu pandang di pesta rakyat - semisal layar tancap - dibumbui aroma irama miras oplosan tradisional dan goyang syahwat ndang dhut picisan bisa berakhir dengan baku tinju. Bahkan tawur antar desa bisa menjadi menu alternatif. Tidak sekedar memperebutkan bunga desa. Fenomena ini sebagai salah satu ciri khas dunia kriminal bangsa multiparpol. Gerak oceh badut dan ndang dhut yang berbasis nafsu syahwat selain mendatangkan peringkat pada tayangan layar kaca - tak peduli bulan puasa Ramadhan - juga melahirkan selebritis polesan.

Hidup bisa dimanipulasi dengan berbagai polesan yang mengeksploitir lebih kurangnya fisik, plus minusnya nalar, hitam putihnya akal, pasang surutnya nurani. Berbagai krisis semakin terpendam bak bara dalam sekam. Di panggung politik tak kalah hebohnya. Para pecundang yang bernafsu melihat negara ini dengan kacamata untung rugi menjadi badut liwat parpol. Semua parpol bermuara menjadi Partai Kabayan. Kita susah membedakan tampilan elite politik modal cuap dengan artis modal badan ketika action di layar kaca - mana yang salah dan siapa yang lebih tidak benar. Jangan bicara etika dan moral jika kita ingin menonton hiburan dari panggung sandiwara maupun pentas politik. Semua masuk dan keluar liwat lubang telinga dan mata yang sama.

Ketika kita bersin berarti kita telah terkontaminasi krisis budaya. Ketika zat antibodi kita menyusut bersiaplah menelan pit pahit realita hidup. Secara tak sadar kita telah tergiring ke alam lain yang menawarkan dunia virtual. Kran demokrasi kian memancarkan kebebasan dan kebablasan, yang keluar bukannya air bersih PDAM malah udara kotor mengocor. Orang bebas bicara kini. Bebas unjuk raga di jalanan, bebas adu otot rebutan kue demokrasi. Bebasnya bicara bak meludah ke langit. Bicara boleh bebas asal kepala ini jangan sampai dijadikan jaminan hutang. (hn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar