KRISIS MASA
DEPAN
Selasa,
11/02/2003 13:26
KOBARKAN SEMANGAT "AA GYM" : KRISIS MASA
DEPAN
Dari sekian krisis yang beredar
resmi di NKRI tak satupun yang ditakuti apalagi disegani, seolah sudah jadi
teman sehari-hari. Bahkan sudah menjadi kebutuhan nyata dalam berbangsa dan
bernegara. Paling tidak secara politis dan diplomatis masih ada yang
dikambinghitamkan.
Krisisnya krisis berbentuk krisis
masa depan. Semula orang menduga bahwa masa depan bersifat khayalan, futuristik
dan virtual alias maya. Seperti mengkhayalkan masyarakat adil dan makmur atau
munculnya masyarakat yang pancasilais. Lebih diformat dengan akan munculnya
masyarakat madani atau di sisi lain akan timbulnya satria piningit. Dalam
bentuk ilmiah dibilang masa depan yang visioner. Jika masa depan adalah
rentetan dan kelanjutan dari masa lampau dan kondisi yang ada sekarang, maka
jelas dalam kondisi cacat sejarah ini bangsa dan rakyat NKRI sudah pasang wajah
pesimisme. Agaknya sudah sulit untuk mencari celah-celah atau kesempatan dalam
bermanuver, berzig-zag menghindari lubang dan jebakan. Hutang negara yang harus
dipikul oleh generasi bangsa, sumber daya alam yang semangkin menciut, rebutan
balung antar elite politik, susah membedakan siapa lawan mana kawan.
Keterpurukan diberbagai bidang
kehidupan, keterbelakangan dalam kemajuan iptek tetapi tidak mau kalah dalam
hal keunggulan penetapan tarif dan harga. Memang, dengan batasan bahwa masa
depan adalah fungsi masa lampau akan lebih banyak menampakkan berbagai
kekurangan. Anehnya, berbagai kekurangan ini, atau rapor merahnya bangsa,
justru jadi ajang rebutan para penguasa negara yang seolah jadi trade marknya
dalam melaksanakan hak dan wewenangnya. Data statistik perihal perjalanan
bangsa dan rakyat NKRI justru akan semangkin memperkuat pesimisme.
Kesimpulan, seolah masa depan kita,
minimal untuk satu generasi sudah sedemikian memilukan. Bahkan ampas pun sudah
jadi barang langka. Dibalik kekrisisan masa depan dimungkinkan muncul
kreativitas yang melangit, bak bangsa menjelang proklamasi, yang penting
merdeka Bung!
Bangsa, masyarakat dan rakyat NKRI sudah
semangkin arif menyikapi keadaan yang akan digeluti bersama. Musuh bersamanya
bukan lagi kebodohan, keterbelakang ataupun kemiskinan tetapi sudah bergeser ke
keserakahan para penguasa yang secara gotong royong, rombongan menjarah
terang-terangan harta terpendam bangsa dewe (baca, untuk kepentingan perut dewe
dan kroni-kroninya); menggadaikan hidup-hidup bangsa ini ke tangan asing;
membarter kekayaan bangsa dengan tabungan masa depan pribadi akhirnya.
Dibutuhkan minimal semacam dan seklas "proklamator" untuk memasuki,
menapak sekaligus menikmati masa depan yang sudah terkuras habis, terperas
kering, tergiling hancur, tersapu bersih, terhisap kerontang, terhempas lepas,
terlibas remuk, terpanggang gosong dan tergilas lebur. (hn).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar