Halaman

Rabu, 19 Februari 2014

Perjuangan Cinta Lelaki Mencari Calon Ibu Untuk Anaknya

Perjuangan Cinta Lelaki Mencari Calon Ibu Untuk Anaknya
 oleh : Herwin Nur

Misteri Hidup
Pasangan suami isteri (pasutri) sudah sekian tahun tidak dikaruniai keturunan, ada yang pasrah merasa belum dipercaya Allah, karena anak adalah amanah, anak sebagai titipan Allah. Pasutri melihat dirinya belum layak menerima titipan dari-Nya. Banyak pasutri yang secara profesi, finansial, maupun fasilitas fisik siap dan layak mempunyai momongan.

Kalau seorang lelaki dalam kategori layak dan siap nikah, tetapi belum menemukan pasangan hidupnya, apakah Allah belum mempercayainya? Atau apakah ybs belum percaya diri dan yakin untuk memilah dan memilih siapa calon pendamping hidupnya! Ataukah karena banyak pilihan, ataukah karena faktor lain yang bersifat khusus pribadi.

Islam tidak mengenal istilah terlambat nikah, Islam bahkan tidak “merestui” faham : gagal adalah kesuksesan yang tertunda. Sebagai lelaki wajib usaha mencari jodoh, kalau perlu seperti menuntut ilmu, kemanapun dikejar. Kalau sudah jodoh hendak ke mana, dekat tidak terlihat, jauh segala upaya ditempuh.

Tidak salah kaum Adam mengacu petuah sederhana orang tua zaman doeloe : “Kalau mau jodoh yang baik, harus jadi orang yang baik”. Terdapat dua kata kunci yaitu jodoh dan orang baik.

Rumusan “jodoh” sudah diformulasikan dalam primbon Jawa berisikan perhitungan memilih calon pasangan. Berangkat dari batasan : mencari ‘bojo’(suami/istri) itu mudah, tetapi memilih ‘jodho’(jodoh) itu susah, perlu pertimbangan, perhitungan dan penalaran yang cermat. Formulasi babat, bibit, bobot, bebet acap menjadi acuan untuk memilah dan memilih calon jodoh. Jodoh wajib diminta dari-Nya, dengan doa dan ikhtiar.

Rumusan “orang baik” dalam tataran dan tatanan suku Jawa, diwarnai oleh budi pekerti. Memahami rambu-rambu “becik ketitik, olo ketoro” (yang baik maupun yang jahat pasti akan terungkap juga) sebagai rangkaian proses menuju dan menjadi orang baik. Islam menggariskan bahwa orang baik terkait dengan akhlak.

Langkah Relijius
Lelaki dengan modal ijazah SMA berani mencari kerja, berani nikah, berani menumpang hidup di rumah orang tua atau berani tinggal di pondok mertua indah. Lelaki pemberani ini bisa masuk kuadran “dengan ijazah SMA bekerja, berharap anaknya lulus SMA sudah cukup”.  Seolah hidup hanya meng-copy paste dirinya ke anaknya. Tidak ada salahnya, seperti anak tentara menjadi tentara. Masalah bangsa muncul, jika anak petani tidak meneruskan tradisi jadi petani, memilih profesi lain yang nampak lebih menjanjikan.

Menghadapi persaingan hidup, banyak lelaki melakoni perjalanan hidupnya didominasi kegiatan menimba ilmu, melatih kepekaan terhadap lingkungan, mengikuti berbagai kegiatan sosial dan organisasi, melakukan interaksi sosial untuk bekal hidup, sambil mencari lawan jenis.

Lelaki mencari rezeki sampai meninggalkan rumah, jauh dari orang tua, bahkan pindah kota. Atau cukup berkutat di sekitar lingkungan, asal makan tidak makan yang penting kumpul. Lelaki pemberani bekerja, dengan hasil untuk menghidupi dirinya sendiri saja pas-pasan apalagi membantu orang tua atau menopang ekonomi keluarga.

Perjuangan hidup lelaki dimulai ketika dia “dengan kapak mencari kayu bakar di hutan untuk dijual”, dengan modal ilmu dan nama baik, sambil melirik mencari calon pasangan hidup. Jodoh memang harus dikejar, diusahakan dengan berbagi kiat, wajib diminta kepada-Nya, sambil berikhtiar tetap di koridor ‘orang baik’. Kehidupan kerja dibarengi berbagai tantangan karena sudah mempunyai penghasilan, bisa melenakan.

Ketetapan Allah
Perjuangan cinta lelaki tak akan pernah berakhir, ketika Allah mengkabulkan perjuangannya, akan memasuki babakan selanjutnya.

Lelaki jangan lupa dengan asas ber-rumah tangga, membentuk keluarga islami, menyiapkan keturunan yang  tidak sekedar sebagai penerus silsilah, tetapi sebagai generasi masa depan dalam prespektif Islam, bahkan sebagai investasi akhirat. Perjalanan hidup dan masa depan anak diwarnai oleh akumulasi, gabungan maupun resultan dari emosi dan karakter ibu bapaknya.



-----------------






Tidak ada komentar:

Posting Komentar