Halaman

Kamis, 20 Februari 2014

RAMALAN WAJAH POLITIK INDONESIA TAHUN 2003

Beranda » Berita » Opini
Senin, 30/12/2002 08:39

Selama "tobil anak kadal", selagi "bajul anak buaya" dan semasih "cemeng anak kucing" maka wajah politik Indonesia, skala nasional, masih didominasi oleh kerut-merut raut yang menggambarkan citra emosi labil nyaris kekanak-kanakannya 225 partai politik (parpol). Ada per yang ada, kita kupas perwajahan tersebut.

TRIDAYA
Seperti kata pepatah "tak ada rotan akar pun jadi" itulah yang sedang dipikirkan, diperjuangkan dan diperebutkan oleh parpol se Indonesia, baik parpol pemenang Pemilu 1999, parpol yang belum kebagian kursi ataupun parpol bayi kemarin sore. Belajar sambil berbuat merupakan basis praktek parpol dengan rambu-rambu pengaman adalah selamatkan diri masing-masing. Paling tidak parpol memakai ucapan Dr. Gunning yang dikutip Langeveld (1955) : "Praktek tanpa teori adalah untuk orang idiot dan gila, sedangkan teori praktek hanya untuk orang-orang jenius". Seperti di arena pertarungan bebas, maka aturan yang dianut adalah "tak ada aturan". Siapa nekat akan dapat, siapa lambat akan dibabat, siapa cepat akan disikat, siapa dekat akan dilaknat, siapa dapat akan diembat.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
Secara historis tidak ada perbedaan di antara 225 parpol. Baik secara landasan idiologis maupun operasionalnya. Dalam persamaan terdapat perbedaan yang bersifat intensitas atau kedalaman yaitu menyoal "mari Bung rebutan balung!". Semangat 1945 sudah luntur, semangat 1966 dicontohi oleh Bung Akbar Tandjung dengan status terpidananya, semangat Reformasi sudah menjadi bagian terbelakang. Semangat Orde Baru masih diwarisi secara terkendali, sistematis dan nyaris sesuai skenario politik dan keamanan.

PEMURTADAN POLITIS
Serangan fajar dalam Pemilu 2004 akan tetap menggebu, jauh tahun bagi rakyat Indonesia yang masuk kategori pramiskin akan jadi sasaran empuk pemurtadan politis. Politik uang akan dibagikan oleh Romo Sinterklas bersama si Hitam, selain iming-iming duniawi lainnya. Hunian kaum papa, lokalisasi korban bencana alam, tampungan pengungsi akan jadi incaran si Romo "Mo Romo ono maling alok maling".

TINGGAL PALAGAN
Menghadapi sesama parpol bak pejuang mengusir penjajah di zaman revolusi. Semua bereaksi dan beraksi dengan mulus karena fulus. Banyak pengusaha jadi rebutan parpol, dielus-elus untuk jadi juru bayar. Banyak orang bijak diajak mendongkrak pamor. Jauh semangkin jauh, para pemuka parpol saling unjuk muka, menjauhi palagan sebenarnya. Keuntungan tak terduga, tahun 2003 akan memperlihatkan siapa yang belang tiga, mana yang bermuka dua, pihak mana yang membakar dalam lipatan, golongan siapa yang menohok lawan politik sejenis. Yang sangat perlu diwaspadai adalah adanya pemurtadan politis. (hn).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar