golkar
makan golkar
Sudah kehendak sejarah, Golkar selalu keluar sebagai juara nomer satu di
Pemilu selama era Orde Baru (orba). Bahkan sebelum Hari-H pemilu, Golkar sudah
ketahuan akan sebagai juara umum. Pengalaman menang perang di era Orde Baru, 6
kali pemilu mengantar Soeharto jadi RI-1. Pabrik menteri, gubernur sampai
lurah/kades. Status single mayority menjadikan Sang Kuning melenggang
bebas di panggung politik Nusantara.
Golkat sarat dengan sopir, mulai sopir keluarga sampai sopir tembak, yang
merasa bisa jadi RI-1. Pabrik koruptor sampai tingkat kabupaten/kota. Tidak
sabar antri, semakin banyak saingan, walhasil kader politisi sipil atau dari
mantan petinggi militer mendirikan parpol. Wadah berbagai kepentingan, ada yang
jarak pendek atau kutu loncat atau jarak jauh. Sempalan Golkar masih dirasakan
jelang Pemilu dan Pilpres 2014.
Sudah kehendak sejarah, pasca pesta demokrasi 2014, faktor ideologi Rp
sebagai pencetus munculnya kubu dan loyalis dalam tubuh Partai Golkar (PG). Serakah,
ambisi untuk mengulang jadi ketua umum semangkin membuktikan maraknya ideplogi
Rp. Jangankan jadi ketua umum, tak kurang oknum wakil rakyat tingkat pusat
mencari dan menghalalkan segala cara untuk memperpanjang masa jabatannya.
Golkar sarat dengan kawanan ahli membuat pernyataan. Kalau tak sempat
diwawancarai tukang cari berita, dengan memakai jasa running text
berbayar bisa menyalurkan aspirasinya. Rakyat menduga dan mengira bahwa PG
merupakan kumpulan ahli pernyataan, ahli cuap bin ucap, ahli debat, ahli unjuk
gigi. Jauh dari kerja nyata. Atau mereka memakai falsafah ‘bicara adalah kerja’. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar