Halaman

Rabu, 04 Maret 2015

begal, di luar skenario dan anggaran polri

Begal, Di Luar Skenario Dan Anggaran Polri


Dalam rangka menghadirkan negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, disusun 10 sub agenda  (2015-2019) yang masing-masing diuraikan dengan merumuskan sasaran, arah kebijakan dan strategi. Dari sepuluh sub agenda tersebut, nomer 9 adalah : Membangun Polri yang Professional. Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Polri yang profesional guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri.

Kepercayaan merupakan modal penting dalam membangun kemitraan antara masyarakat dan Polri. Melalui upaya peningkatan profesionalisme anggotanya dengan fokus pada orientasi pelayanan publik, Polri akan dapat tumbuh menjadi institusi yang disegani dan dipercaya oleh masyarakat.

Rakyat tinggal menunggu hasil. Proses meningkatkan kepercayaan publik tehadap Polri butuh waktu, dan yang penting adalah niat dan itikad baik. Faktor politik sebagai penentu proses tersebut. Polri tidak bisa netral dari berbagai kepentingan dan tekanan politik. Bahkan acap wajib menjalankan skenario negara adidaya. Ironis, banyak rahasia umum tentang Polri menjadi sumber kehidupan media massa.

Maraknya begal motor, bisa sebagai tindak kejahatan jalanan musiman. Seperti mewabahnya penggemar batu akik. Bisa sebagai dampak sistem atau pengalihan perhatian nasional atas berbagai kasus yang melibatkan peran Polri.

Sifat proaktif dan daya reaktif Polri terhadap berbagai kasus yang telah memakan korban, khususnya begal motor, menunjukkan watak asli aparat keamanan. Memakai kalkulasi politik, petinggi Polri agak memberi instruksi jika sudah menjadi bencana nasional. Langkah pertama dan utama adalah menetapkan kurangnya penerangan jalan sebagai kambing hitam pemacu dan pemicu maraknya begal motor. Media massa ingin menetralisir suasana dengan menayangkan ada tukang tadah motor hasil tukang begal.


Rakyat percaya bahwa sikap Polri terhadap aksi begal motor di luar skenario dan anggaran. Polri bukannya tak punya nyali menindak tukang begal yang berani mati. Bukannya pilih tanding (beda jika harus menggerebek, menggropyok sarang teroris atau menembak mati teroris di TKP) atau menganggap ringan tukang begal.[HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar