Begal,
Di Luar Skenario Dan Anggaran Polri
Dalam rangka menghadirkan negara untuk
melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara,
disusun 10 sub agenda (2015-2019) yang
masing-masing diuraikan dengan merumuskan sasaran, arah kebijakan dan strategi.
Dari sepuluh sub agenda tersebut, nomer 9 adalah : Membangun Polri yang
Professional. Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya Polri yang profesional guna
meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri.
Kepercayaan
merupakan modal penting dalam membangun kemitraan antara masyarakat dan Polri.
Melalui upaya peningkatan profesionalisme anggotanya dengan fokus pada
orientasi pelayanan publik, Polri akan dapat tumbuh menjadi institusi yang
disegani dan dipercaya oleh masyarakat.
Rakyat tinggal
menunggu hasil. Proses meningkatkan kepercayaan publik tehadap Polri butuh
waktu, dan yang penting adalah niat dan itikad baik. Faktor politik sebagai
penentu proses tersebut. Polri tidak bisa netral dari berbagai kepentingan dan
tekanan politik. Bahkan acap wajib menjalankan skenario negara adidaya. Ironis,
banyak rahasia umum tentang Polri menjadi sumber kehidupan media massa.
Maraknya
begal motor, bisa sebagai tindak kejahatan jalanan musiman. Seperti mewabahnya
penggemar batu akik. Bisa sebagai dampak sistem atau pengalihan perhatian
nasional atas berbagai kasus yang melibatkan peran Polri.
Sifat
proaktif dan daya reaktif Polri terhadap berbagai kasus yang telah memakan
korban, khususnya begal motor, menunjukkan watak asli aparat keamanan. Memakai
kalkulasi politik, petinggi Polri agak memberi instruksi jika sudah menjadi
bencana nasional. Langkah pertama dan utama adalah menetapkan kurangnya
penerangan jalan sebagai kambing hitam pemacu dan pemicu maraknya begal motor.
Media massa ingin menetralisir suasana dengan menayangkan ada tukang tadah
motor hasil tukang begal.
Rakyat
percaya bahwa sikap Polri terhadap aksi begal motor di luar skenario dan
anggaran. Polri bukannya tak punya nyali menindak tukang begal yang berani
mati. Bukannya pilih tanding (beda jika harus menggerebek, menggropyok sarang
teroris atau menembak mati teroris di TKP) atau menganggap ringan tukang begal.[HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar