Halaman

Minggu, 03 Agustus 2014

TUJUH KEAJAIBAN NKRI

Beranda » Berita » Opini
Selasa, 17/07/2007 02:34
TUJUH KEAJAIBAN NKRI

Mengaca dan mengacu sejarah kemerdekaan NKRI sampai saat ini, terdapat benang merah atau perulangan peristiwa. Penamaan orde memperjelas karakter dan simbol-simbol kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat dan yang tak kalah hebohnya adalah perikehidupan berpartai politik. Rangkaian, runtutan dan rentetan berbagai babakan sejarah dan peristiwa, terdapat nuansa yang dominan, yaitu :

Pertama, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) telah menjadi budaya nasional dan nyaris menjadi lagu wajib bagi para penyelenggara negara (legislatif, ekskutif dan yudikatif), mulai tingkat paling bawah sampai papan atas, mulai dari jalanan sampai istana, mulai dari pemulung sampai tukang jual negara.

Kedua, sesuai kemajuan peradaban maka kekuasaan, kekuatan dan kekayaan menjadi berhala yang akan menentukan nasib seseorang, bahkan bisa mempengaruhi perjalanan bangsa.

Ketiga, NKRI menjadi daerah tujuan wisata, khususnya wisata politik. Petilasan gabungan parpol ala Orde Lama dalam bentuk Nasakom (nasionalis, agama dan komunis) bisa ditemui jejaknya. Koalisi berbagai parpol versi pasca Reformasi 1998 bisa dilacak keberadaannya.

Keempat, hukum menjadi komoditas dan sekaligus simbol siapa sesungguhnya yang kuat dan yang lebih berkepentingan dalam berurusan. Pemberlakuan pasal hukum tergantung nilai tukar rupiah berdasarkan lelang. Siapa kuat bayar diharapkan akan keluar sebagai pemenang.

Kelima, KKN tetap terjaga, disesuaikan dengan kepentingan dan tuntutan zaman. Tercatat KKN sebagai Koalisi, Komisi dan Neko-neko. Neko-neko artinya, bak komunis zaman PKI, yaitu menghalakan segala cara.

Keenam, tak ada rasa malu, biar malu asal masyhur. Bahkan orang (dunia celebritis) akan bangga bila borok dan aib keluarga menjadi komoditas hiburan. Budaya malu menjadi acuan saja, paling tidak pernah ada.

Ketujuh, jangan memakai kacamata moral kalau melihat kiprah manusia politik Indonesia. Celakanya, kawanan politisi akan menjadi kasta baru di NKRI. Mereka bisa mengendalikan luar dalam nasib bangsa ini. Setega-teganya binatang buas tak akan seganas politikus kambuhan. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar