Selasa, 17/07/2007 02:34
TUJUH KEAJAIBAN NKRI
Mengaca dan mengacu
sejarah kemerdekaan NKRI sampai saat ini, terdapat benang merah atau perulangan
peristiwa. Penamaan orde memperjelas karakter dan simbol-simbol kehidupan
berbangsa, bernegara, bermasyarakat dan yang tak kalah hebohnya adalah
perikehidupan berpartai politik. Rangkaian, runtutan dan rentetan berbagai
babakan sejarah dan peristiwa, terdapat nuansa yang dominan, yaitu :
Pertama, KKN
(korupsi, kolusi dan nepotisme) telah menjadi budaya nasional dan nyaris
menjadi lagu wajib bagi para penyelenggara negara (legislatif, ekskutif dan
yudikatif), mulai tingkat paling bawah sampai papan atas, mulai dari jalanan
sampai istana, mulai dari pemulung sampai tukang jual negara.
Kedua, sesuai
kemajuan peradaban maka kekuasaan, kekuatan dan kekayaan menjadi berhala yang
akan menentukan nasib seseorang, bahkan bisa mempengaruhi perjalanan bangsa.
Ketiga, NKRI menjadi
daerah tujuan wisata, khususnya wisata politik. Petilasan gabungan parpol ala
Orde Lama dalam bentuk Nasakom (nasionalis, agama dan komunis) bisa ditemui
jejaknya. Koalisi berbagai parpol versi pasca Reformasi 1998 bisa dilacak
keberadaannya.
Keempat, hukum
menjadi komoditas dan sekaligus simbol siapa sesungguhnya yang kuat dan yang
lebih berkepentingan dalam berurusan. Pemberlakuan pasal hukum tergantung nilai
tukar rupiah berdasarkan lelang. Siapa kuat bayar diharapkan akan keluar
sebagai pemenang.
Kelima, KKN tetap
terjaga, disesuaikan dengan kepentingan dan tuntutan zaman. Tercatat KKN
sebagai Koalisi, Komisi dan Neko-neko. Neko-neko artinya, bak komunis zaman
PKI, yaitu menghalakan segala cara.
Keenam, tak ada rasa
malu, biar malu asal masyhur. Bahkan orang (dunia celebritis) akan bangga bila
borok dan aib keluarga menjadi komoditas hiburan. Budaya malu menjadi acuan
saja, paling tidak pernah ada.
Ketujuh, jangan
memakai kacamata moral kalau melihat kiprah manusia politik Indonesia.
Celakanya, kawanan politisi akan menjadi kasta baru di NKRI. Mereka bisa
mengendalikan luar dalam nasib bangsa ini. Setega-teganya binatang buas tak akan
seganas politikus kambuhan. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar