Jumat, 28/12/2007
09:40
manusia miskin vs
miskin manusia
Apapun pengertian
tentang miskin, baik versi bank dunia sampai versi dalam negeri, semua tetap
mengacu pada angka kuantitas. Entah rupiah, asupan kalori per hari, kepemilikan
harta benda, luas hunian rumah sehat, mata pencaharian, jumlah tabungan, sampai
konsumsi minyak tanah yang semangkin langka. Memang manusia, masyarakat,
penduduk, warga dan orang Indonesia seutuhnya tak akan luput dari berbagai
keluhan dan merasa kurang.
Semua takut miskin,
takut kelaparan, takur menderita, takut sengsara, takut bangkrut. Kondisi ini
yang mengilhami orang untuk menumpuk harta, menimbun kekayaan, menyusun benda,
menyimpan materi, menggulung rupiah. Jadi selama masih ada budaya korupsi,
Indonesia masih masuk kategori negara miskin karena masih banyak manusia miskin
bertebaran seantero Nusantara.
Manusia miskin
menghasilkan olah pikir dan pola tindak untuk korupsi secara gotong royong,
bermartabat, dan kebal hukum buatan manusia. Akhirnya kita miskin manusia yang
bisa membedakan miskin jiwa atau miskin harta benda (hn).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar