Halaman

Selasa, 19 Agustus 2014

pembantu presiden lengser, parpol meradang

Beranda » Berita » Opini
Selasa, 08/05/2007 05:45
pembantu presiden lengser, parpol meradang

orang hidup harus punya pamrih. apalagi ada peribahasa : jer basuki mowo geni. artinya semua upaya harus dilakoni agar cita-cita tergapai. semisal, tak ada hubungannya kalau punya anak diberi nama basuki. basuki = banyak susah murah rezeki. persyaratan formal untuk maju orang dan manusia harus meliwati pendidikan formal. ingin sukses banyak jalan menuju tujuan. bekal ijazah terkadang bukan jaminan untuk hidup dan berani hidup. salah banyaknya, liwat jalur parpol.

sebagai politisi harus mampu bikin sensasi. jadi politikus harus tahu lika-liku jalan tkus, jalan pintas untuk menghindari jalan lurus dan jalan macet. parpol bisa jadi pabrik berbagai kadar kader yang siap perang, siap pakai. tetapi tidak siap tidak terpakai. kader parpol yang terpakai harus mengamalkan politik balas jasa. mencetak kader partai politik (kapar) tentu tak gratis dan harus ada umpan baliknya. kapar yang hanya duduk di bangku cadangan bisa-bisa akan menjalankan politik balas dendam. bagaimana halnya kalau kapar jadi pembantu presiden tetapi tidak sampai duduk satu periode. nyatanya nyata ada sebuah parpol yang kaparnya lengser dari kabinet 2004-2009 akan menghitung dukungannya terhadap SBY-JK, perhitungan untung rugi tentunya. inilah ciri dan watak bangsa NKRI yang berpolitik.

mau untung, tak mau ruginya. segala bentuk hubungan kerja (jangan bilang perjuangan) berdasarkan faktor untung rugi. memang celaka bangsa ini jika parpol tadi, dan hal ini lumrah dalam kancah dagang urusan dunia, masih berkeinginan untuk ikut pemilu, pilpres ..... kita bisa rontok dari dalam. bukanlah berarti bahwa kata pebanyol, ndeder kere (bahasa jawa, maksudnya kita jangan membesarkan pengemis, utawa menyiapkan anak jadi pengemis). dunia ini memang lucu, lebih lucu lagi kalau kita tengok polah politisi / politikus dalam negeri. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar