Selasa, 08/05/2007
05:45
pembantu presiden
lengser, parpol meradang
orang hidup harus
punya pamrih. apalagi ada peribahasa : jer basuki mowo geni. artinya semua
upaya harus dilakoni agar cita-cita tergapai. semisal, tak ada hubungannya
kalau punya anak diberi nama basuki. basuki = banyak susah murah rezeki.
persyaratan formal untuk maju orang dan manusia harus meliwati pendidikan
formal. ingin sukses banyak jalan menuju tujuan. bekal ijazah terkadang bukan
jaminan untuk hidup dan berani hidup. salah banyaknya, liwat jalur parpol.
sebagai politisi
harus mampu bikin sensasi. jadi politikus harus tahu lika-liku jalan tkus,
jalan pintas untuk menghindari jalan lurus dan jalan macet. parpol bisa jadi
pabrik berbagai kadar kader yang siap perang, siap pakai. tetapi tidak siap
tidak terpakai. kader parpol yang terpakai harus mengamalkan politik balas
jasa. mencetak kader partai politik (kapar) tentu tak gratis dan harus ada
umpan baliknya. kapar yang hanya duduk di bangku cadangan bisa-bisa akan
menjalankan politik balas dendam. bagaimana halnya kalau kapar jadi pembantu
presiden tetapi tidak sampai duduk satu periode. nyatanya nyata ada sebuah
parpol yang kaparnya lengser dari kabinet 2004-2009 akan menghitung dukungannya
terhadap SBY-JK, perhitungan untung rugi tentunya. inilah ciri dan watak bangsa
NKRI yang berpolitik.
mau untung, tak mau
ruginya. segala bentuk hubungan kerja (jangan bilang perjuangan) berdasarkan
faktor untung rugi. memang celaka bangsa ini jika parpol tadi, dan hal ini
lumrah dalam kancah dagang urusan dunia, masih berkeinginan untuk ikut pemilu,
pilpres ..... kita bisa rontok dari dalam. bukanlah berarti bahwa kata
pebanyol, ndeder kere (bahasa jawa, maksudnya kita jangan membesarkan pengemis,
utawa menyiapkan anak jadi pengemis). dunia ini memang lucu, lebih lucu lagi
kalau kita tengok polah politisi / politikus dalam negeri. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar