Kamis, 12/02/2004 09:01
TAHUN MONYET,
TAHUNNYA BENCANA ALAM DAN BENCANA POLITIK
Aku memang monyet
biang ribut
Banyak kursi saling
rebut
Kurang kursi saling
sikut
Tidak kebagian kursi
baku mulut
Bila sudah bertengger
main kerubut
Bancakan menumpuk
harta setinggi rambut
Bancakan mengeruk
bumi sedalam laut
Bancakan menggaruk
uang negara seluas kabut
Bancakan mengeduk
kekuasaan sampai kisut
Bancakan menangguk
untung sejauh hanyut
Aku memang monyet
suka atribut
Mulai politisi busuk
sampai kader janggut
Bermodal dengkul dan
wajah kusut
Unjuk raga di jalanan
bak goyang ndangdut
Politisi gurem
berjuang sebatas perut
Habis manis sepah
diserut
Aku memang monyet
pandai main tuntut
Berjuang sehari
merasa patut
Ramai di parpol agar
orang salut
Soal bagi hasil getol
antri urut
Soal tagih janji tinggal
cabut
Walau terpidana
merasa tak tersangkut
Semua bencana politik
tak ada balas usut
Semua saling sebut
Ketika alam menggema adu sahut
Bencana datang
beruntut
Mulai badai bak
arakan semut
Sampai banjir lumpur
enggan surut
Menyapa ganas tanpa
kata sambut
Melibas pendosa
sebelum sempat mengaku ikut
Menggoyang bangunan
sampai tinggal akar serabut
Tinggal saya yang
bukan monyet berpangku lutut
Mengapa bencana tak
kian susut??? (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar