Halaman

Rabu, 13 Agustus 2014

Gerakan Aneh 1 April 2012

SUARA RAKYAT. Majalah MPR EDISI NO.07/TH.VI/JULI 2012
Gerakan Aneh 1 April 2012

Aneh, sinetron picisan yang ditayangkan TV swasta menampilkan pemain utama pria berbusana jas lengkap. Tidak sesuai dengan situasi cerita serta bertolak belakang dengan kondisi bangsa.

Rakyat berjibaku menyingsingkan lengan baju, peras otak, banting tulang. Mengais
rezeki untuk isi perut sehari. Kaki dijadikan kepala, kepala dijadikan kaki. Kencangkan ikat pinggang sampai ukuran terkecil.

Adanya nasi kucing membuktikan betapa nilai ratusan rupiah masih laku. Di kehidupan lain, di panggung politik, uang miliaran rupiah dianggap biasa, lumrah dan wajar. Tidak ada kode etik antarkawanan parpolis dalam mengeruk uang negara, mendulang uang rakyat. Urusan rupiah tidak ada istilah sekutu abadi atau seteru sampai mati. Demi rupiah, apa pun dikorbankan, siapa pun dijadikan tumbal.

Aneh lagi, pergerakan manusia dan barang bisa memengaruhi harga jual sembako. Semakin jauh perjalanan, semakin mahal harga jual sembako. Dari petani atau produsen untuk sampai ke pembeli, pemakai, pemanfaat memerlukan “perjalanan”
birokratif. Setiap meja butuh sekian rupiah, setiap kilometer perlu sekian rupiah.

Kalkulasi aneh, pesta demokrasi lima tahunan, dalam praktiknya berbasis untung rugi. Menjadi wakil rakyat hakekatnya beli kursi, karena no free lunch. Budaya korupsi belum bisa balik modal. Isi perut bumi dikuras habis oleh tangan asing. Hutan kayu dibabat habis untuk kepentingan negara lain. Laut dikuras langsung oleh mancanegara tanpa reaksi. Barang impor murahan tanpa kualitas jelas, demi perdagangan bebas.

Sudah tidak aneh lagi, harga BBM, khususnya premium, dibulatkan  ke atas. Dampaknya, sangat aneh, bisa memengaruhi ke semua aspek kehidupan. Orang beli motor dengan pertimbangan praktis dalam transportasi, sampai anak SD pun pakai motor ke sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar