Selasa, 03/07/2007 09:17
KECOLONGAN vs COLONG PLAYU
ketika terjadi
koordinasi dengan aparat keamanan, dalam serial kasus Humpus, tak ayal para
terpidana pun bisa berleha-leha.
bukan saatnya untuk
hidup tanpa bantuan siapa pun.
penjahat kelas teri
atau papan bawah pun tak akan melawan arus.
apalagi koruptor,
mereka main secara hirarkis dan sistematis.
makanya sulit
digebuk.
paling-paling ekornya
yang bisa digebuk. teroris versi aparat keamanan utawa pesanan mancanegara
nasibnya sungguh apes.
sepak terjangnya
tergantung pemberitaan media massa.
tergantung sebagai
proyek perang, menjadi ajang promosi.
celaka, masalah
bangsa malah menjadi tersamar.
politikus atau wakil
rakyat lebih mementingkan kasus yang menaikkan peringkat dan menambah
kepopuleran, termasuk memadatkan kocek.
banyak cara untuk
memanipulasi fakta, menuju hidup semu.
penyelenggara negara
ini hanya bergerak dalam format lima tahun, bukan sesuatu demi keberlangsungan
negara.
banyak masalah bangsa
bak duri di depan mata, tetapi malah adem ayem.
kita heran, ada
invasi militer negara adidaya amerika serikat berikut begundalnya ke irak.
kita heran ada apa
dengan perserikatan bangsa-bangsa.
kita lupa heran,
kasus lumpur sidoarjo, dimana pemimpin bangsa saat itu.
kasus ini jika dibaca
generasi mendatang, mereka akan sangat heran kenapa proyek lumpur menjadi ajang
pertikaian sekaligus ajang promosi.
kita memang bangsa
aneh. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar