Senin, 19/11/2007
12:18
KEMACETAN VS
PEREDARAN
Peredaran otomotif,
terkhususnya di ibukota NKRI bak virus yang tahan berbagai pemusnahnya. Bahkan
mengetahui identitasnya pun pihak laboratorium dan pusat intelijen sering
kedodoran. Baru terdeteksi biangnya, anak cucunya sudah mengganas dipelbagai
kehidupan. Begitu penangkalnya bisa dirumuskan oleh ilmuwan lokal, ibarat
razia, ada yang membocorkan, langsung virus ganti baju mendirikan partai
politik baru. Virus bersifat dinamis, enerjik, proaktif dan sistematis. Banyak
dokter yang angkat kaki, banyak dukun yang angkat tangan, banyak politisi
angkat bicara. Otomotif, yang notabene produk luar negeri, berhasil menjajah
jalanan sampai ke gang-gang dan garasi pribadi. Mulai dari penyumbang pemanasan
global hingga melahirkan kriminal lokal (setan jalanan).
RI-1 ke 6 ikut
prihatin atas budaya antri di Jakarta yang sudah melampaui kapasitas kursi yang
tersedia. Lingkaran setan dan mata rantai otomotif mirip dengan industri
narkoba (atau apapun sebutannya bagi pil setan). Perancang, pemodal, produsen,
pengusaha, pemasok bahan baku, pengedar, pengecer, pemakai melibatkan semua
unsur di pemerintahan, swasta maupun masyarakat. Banjir, ya itulah namanya.
Banjir otomotif, ekses negara kapitalis dengan dalih perdagangan bebas dunia
dan bebas berdagang apa saja. Banjir narkoba, lebih sadis lagi, tak ada norma
yang dipakai, bisnis adalah bisnis. Banjir air, Jakarta bisa bebas dari banjir
kapan saja. Dataran rendahnya, atau lokasi di bawah permukaan air laut
dijadikan danau. Jakarta bisa didesain menjadi kota danau atau danau kota.
Orang Jakarte harus biase hidup di atas tanah dan air. Selain kuda besi produk
Saudara Tua, Malaysia pun ikut andil menjejali jalanan di Nusantara. Belum
teknologi tanpa uji dari negara Ginseng, general purpose atau kendaraan serba
guna yang boros dan memboroskan si pemakai utawa si pemilik dari Paman Sam.
Intinya, nyawa manusia tak ada artinya bagi si produsen otomotif maupun
industriawan narkoba (benar-benar konyol dan berbahaya).
Jika mata rantai
utama tidak dipangkas, kita masih akan diperbudak oleh produk negara lain.
Pembatasan merk dan jenis kendaraan bermesin harus diberlakukan secara
nasional. Jangan hanya mencari kambing hitam atau yang bisa dikorbankan (hn).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar