Halaman

Jumat, 15 Agustus 2014

ETIKA DAN TAKTIK POLITIK

Beranda » Berita » Opini
Senin, 29/09/2003 07:43
ETIKA DAN TAKTIK POLITIK

Semula Gus Dur, didorong-dorong dan disorongkan kepalanya untuk jadi umpan sebagai kepala negara alias RI-1 ke 4 oleh kawanan parpol pemenang Pemilu 1999. Oleh kawanan yang sama Gus Dur dijegal secara konstitusional dan elegan sebelum kontrak kepresidenannya habis. Gus Dur dengan celana pendek terpaksa menerima perpendekan jabatannya yang dimulai 20 Oktober 1999 hanya sampai 21 Juli 2001. Wacana di atas membuktikan tidak ada pasal moral politik yang bisa dipakai dalam mewujudkan etika dan taktik politik bangsa ini. Yang ada hanya pasal utama berupa menjual idiologi dalam berbagai kemasan dan edisi. Pasal atau sub pasal berikutnya adalah aturan menjegal kawan sealiran tetapi tidak sepaham, membabat mitra sepaham tetapi tidak seasas, serta rumusan bagaimana menelikung kerabat seasas tetapi tidak sealiran. Celakanya, selain adanya parpol spesialis satu pemilu yang akan muncul di Pemilu 2004, parpol pemenang Pemilu 1999 akan membaptiskan ketua umumnya untuk bakal calon presiden. Entah siapa yang akan dikorbankan bak Gus Dur. Bahkan belum-belum Cak Nur sudah diumpankorbankan oleh Partai Golkar. Apakah teganya politik lebih tega dari si raja hutan atau lebih sadis dibanding kasus STPDN !!! (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar