#nusantaraSigap24jam,
daya peras vs daya resap vs daya serap
Cuma fokus bagaimana anak bangsa
nusantara memulai peradaban berpolitik. Klimaksnya, sudah sampai habis-habisan
juga masih jalan di tempat. Berkat campur tangan manusia politik sebagai
akselator, katalisator kehidupan berbangsa, bernegara. Jelasnya, tanpa pasal
apa pun terbukti bentukan partai politik sebagai penggerak demokrasi.
Dimensi politik menyangkut pandangan
hidup sampai susah hidup. Makanya, sebutan syahwat politik bukan sekedar
olok-olok politik. Daya jangkau urusan politik sampai bumbu dapur rakyat. Garam
dapur rasa asin sekaligus asing di lidah mertua. Bawang putih mengalami kisah.
Akumulasi geger politik, mulai klas
akar rumput sampai kasta rumput hias istana, masuk lampu kuning. Bencana politik
sedemikian santun, santai menyantap bangsa sendiri dari arah tak terduga. Ruwatan
politik agar bangsa ini tetap berada di jalurnya. Juga tidak. Setiap langkah
politik sudah lengkap dengan atribut tumbal, sesaji, upeti.
Jadi politik nusantara adalah
pengetahuan. Pengetahuan menyibak sangkan paran pengetahuan politik. Pakai dalil
berpolitik yang benar, baik, bagus. Tradisi berpolitik lebih menemukan hakikat
semua serba “kebetulan”. Soal “kebenaran” menjadi momok kawanan politisi sipil,
kawanan parpolis. Bagus bisa sampai tujuan dengan selamat. Terkena OTT KPK,
pecah kongsi, loncat pagar sampai pasal melirik rumput tetangga lebih luas dan
leluasa bertindak.
Rencana politik ditolak, bencana
politik menjawab. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar