alih generasi nusantara,
modal asbun ke gaya pétbun
Generasi dengan sebutan apapun. Sekedar julukan. Berbasis
bonus demografi, angka harapan hidup, maupun standar WHO. Istilah ‘pemuda’ dan
sekelompok umur, nyaris tak bergengsi. Pakai norma lokal, kian salah kaprah. Sama-sama
pengguna jalan, tak ada pasal atau kasta berdasarkan umur.
Pakai perbandingan dengan total penduduk. Pendekatan apapun
seperti pepatah wong Jawa. Antara ‘ndeder kéré’ sampai ‘bégo koq dipelihara’. Menambah
khazanah olok-olok politik. Tidak masuk sebutan manusia politik. Diuntungkan dari
paceklik kader partai nusantara.
Darah politik bisa diwariskan secara genetis. Paham ‘nasakom’ bisa tak ada kapok
dan matinya. Pemelestari mulai rakyat kecil sampai sesuai fakta sejarah. Generasi
bangkotan, generasi bau tanah tak mau kalah gaya. Pendayagunaan ujung jari
menjadi penabur dan penebar berita fasik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar