dikotomi peremajaan
generasi nusantara, lanjut usia vs larut umur
Bonus demografi menjadi bahasan bahasa pembangunan. Membuktikan
daya tahan anak bangsa pribumi nusantara. Semboyan “tua-tua kelapa. Semakin
lama duduk malah tak bisa berbuat apa-apa”. Atas kehendak rakyat bersinergi
dengan atas petunjuk bapak presiden.
Sibuk dengan aksi perletakkan batu pertama, penanaman
kepala kerbau, blusukan ke daearah rawan pangan sampai sigap dengan atraksi
pengguntingan pita peresmian, pembukaan. Pukul gong atau gelar karpet merah
sambut tamu agung dari negara paling bersahabat. Jadwal kenegaraan sibuk sampai
tak sempat tampil di panggung dunia.
Sikap apatis, apriori, pesimis anak bangsa melihat
panggung politik nusantara. Tidak diimbangi dengan kaderisasi, kompetisi laga
kandang sampai ajang pencarian bakat maupun sertifikasi cikal bakal. Bakat alam
akan lebih diterima sentimen pasar.
Diyakini, nilai jual politisi sipil kian redup, pudar
jika berseteru dengan mantan alat negara ataupun yang masih aktif. Stok,
cadangan nasional politsi sipil didominasi pewaris politik. Membuat rakyat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar