Tak Mudah Memutus Mata Rantai
Plastik
Kebijakan
lokal sampai nasional, tentang pelarangan penggunaan plastik. Bukan sekedar
limbah sampah plastik, khususnya kantong plastik, sudah pada taraf merusak
lingkungan. Pasal bagaimana pun, rasanya hanya ‘hangat-hangat tahi ayam’. Faktor
pertimbangan pelarangan menyangkut semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara.
Kendati
pelarangan plastik di sekolah akan dipatuhi oleh guru, anak didik maupun orang
tua. Tidak serta merta akan mengurangi produksi plastik. Namanya industri, jika
pangsa pasar terganggu, pasti sudah punya solusi. Pengusaha sudah punya pola dan
sistem pemasaran serta anitipasi distribusi.
Perlu
dipikirkan, optimalisasi pemanfaatan plastik. Mulai sebagai kantong belanja
sampai sebagai kantong sampah dapur. Bukan sekedar produk plastik sekali pakai.
Tak terpikirkan, kemasan minuman sekali minum sampai sebagai persediaan.
Penerima
akhir manfaat, pengguna plastik tidak sekedar dituntut cerdas diri. Pihak berwenang
yang menetapkan larangan, selain faktor pertimbangan di atas, sudah
mengakomodir fakta dan prediksi efektivitas. Bukan sekedar adu kuat dan rakyat
tetap menjadi korban. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar