Halaman

Rabu, 29 Januari 2020

hanya pantat manusia politik sarat daya ingat


hanya pantat manusia politik sarat daya ingat

Era globalisasi menjadikan sekat, batas maupun norma terabaikan secara cerdas. Adab gombalisasi menjadi menu harian kehidupan bernegara. Pelaku utama, sebut saja manusia politik yang sedang praktik demokrasi. Kontrak politik lima tahunan menjadikan kalkulasi politik sedemikian rinci, rigid dan tak boleh ragu.

Pasal apa yang menyebabkan manusia politik nusantara menjadi konsumen ideologi global. Tak pakai heran, anak cucu ideologis berbasis ‘nasakom’ kian eksis. Wawasan lokal jauh tahun sudah ditanggalkan, ditinggalkan. Namun sang jiwa masih tertinggal di landasan.

Apa lacur, banyak pelacur politik yang berwenang membuat keputusan kebijakan yang didikte skenaria asing. Minimal pengaruh pengusaha, pemodal dalam negeri klas multinasional. Dikompori modus mafia asing menjadikan mereka merasa lebih terasing ketimbang keasingan itu sendiri.

Kesenjangan adab politik nusantara. Semisal antara petugas partai dengan pecundang, malah satu kasta.

Budaya politik nusantara bersifat terbuka, sesuai asas pasar bebas dunia. Siklus, daur ulang kehidupan berpolitik bak warisan, arisan kursi kekuasaan secara konstitusional. Tebal muka menjadi syarat utama penghambaan politik. Syarat dasar merasakan ratanya puncak kursi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar