Halaman

Kamis, 16 Januari 2020

klobotisme Islam nusantara, taktik dakwah vs dakwah taktik


klobotisme Islam nusantara, taktik dakwah vs dakwah taktik

Perokok aktif tak mempersoalkan asal-muasal tembakau. Juga tak peduli bagaimana prosedur baku, tata cara daun tembakau sampai menjadi rokok siap hisap. Apalagi dengan nasib petani tembakau yang mungkin beda garis tangan dengan petani padi. Hukum keseimbangan, maka daripada itu, pengusaha rokok kian kaya.

Pengorbanan perokok aktif diperbanyak oleh pengorbanan perokok pasif. Pabrik obat, industri farmasi kebagian rezeki tiban. Perokok aktif memang jarang jadi pasien rumkit nusantara. Rokok herbal dilawan dengan obat herbal.

Ingat filosofi, falsafah, filsafat “tingwé” alias menggulung sendiri. Total kopral bahan baku lokal, non-impor. Ada yang berlabel rokok klobot. Tak ada tembakau, rambut jagung jadilah.  Agar tampak berklas, dibumbui bumbu rempah-rempah.

Ingat kisah pejuang bangsa, Agus Salim. Mempopulerkan asap rokok tembakau plus asli, asal nusantara di depan hidung bangsa lain. Sejarah namanya. Sayang pak Agus Salim tidak sempat swafoto.

Jadi, tembakau mana lagi atau utamakan kemasan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar