klobotisme Islam
nusantara, taktik dakwah vs dakwah taktik
Perokok aktif tak mempersoalkan asal-muasal tembakau. Juga
tak peduli bagaimana prosedur baku, tata cara daun tembakau sampai menjadi
rokok siap hisap. Apalagi dengan nasib petani tembakau yang mungkin beda garis
tangan dengan petani padi. Hukum keseimbangan, maka daripada itu, pengusaha
rokok kian kaya.
Pengorbanan perokok aktif diperbanyak oleh pengorbanan
perokok pasif. Pabrik obat, industri farmasi kebagian rezeki tiban. Perokok aktif
memang jarang jadi pasien rumkit nusantara. Rokok herbal dilawan dengan obat
herbal.
Ingat filosofi, falsafah, filsafat “tingwé” alias
menggulung sendiri. Total kopral bahan baku lokal, non-impor. Ada yang berlabel
rokok klobot. Tak ada tembakau, rambut jagung jadilah. Agar tampak berklas, dibumbui bumbu
rempah-rempah.
Ingat kisah pejuang bangsa, Agus Salim. Mempopulerkan asap
rokok tembakau plus asli, asal nusantara di depan hidung bangsa lain. Sejarah namanya.
Sayang pak Agus Salim tidak sempat swafoto.
Jadi, tembakau mana lagi atau utamakan kemasan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar