sebodoh-bodoh orang
bodoh
Kalau cuma terkait potensi otak, daya akal, kadar nalar,
kapasitas logika, masih wajar tanpa catatan ringan. Menyangkut religi, ini baru
cerita bersambung, berita berjilid plus derita bertambal sulam. Manusia dan
atau orang, merasa dengan status edukasi. Membuat pernyataan aksi, menurutnya sudah
benar, betul, baik, bagus. Normatif non selektif. Padahal, justru menutup
peluang orang lain beraksi dan bertindak. Bentuk kebalikan, bentuk lain dari
peristiwa Qabil bin Adam a.s. Status bukan pencetus. Memadukan pola, modus yang
sudah resmi di kalangan. Di atas pembunuhan karakter.
Pemeo wong nusantara, berpikir dengan lutut, bertindak
pakai sikut. Mufakat untuk tidak sepakat. Gali lubang di sembarang lokasi. Jika
nanti terbukti terperosok lebih dari sekali, di lubang yang sama. Tak masalah.
Lubang sendiri. Minimal, ramai-ramai terjebak galian sendiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar