Halaman

Sabtu, 25 Januari 2020

dikotomi pribumi primitif nusantara, kejam ke sesama vs tajam ke beda warna


dikotomi pribumi primitif nusantara, kejam ke sesama vs tajam ke beda warna

Kalau tidak ada halangan berarti. Jika tidak ada aral melintang maka. Demikianlah watak dasar manusia dan atau orang yang terkenal ramah, sopan dan suka mencuri timun. Asupan gizi ideologi yang setengah-setengah, menjadikan mereka manusia setengah jadi. Serba tanggung.

Jangan dikira cuma lihat tampak kasat mata, bungkus luar yang penuh aksesoris. Cermati dengan seksama adri atas sampai bawah. Tampak samping, atas dan perspektif mata cacing plus mata burung. Sebegitunya tanpa ada pengkecualian.

Sepang terjang, hantam kromo, gebuk duluan rembuk belakangan, tak kepalang tanggung dan bebas perhitungan amal pahala. Sekali sabet, sapu bersih dua tiga kursi teraih. Jangan ragu, jangan tangung-tanggung dan serba tanggung. Saraf dan syahwat politik menentukan nasib diri.

Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri. Sesungguhnya Allah swt tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Allah swt tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.

Akan terjadi frasa kenyataan berdasakan peringatan bahwasanya “kebencianmu kepada dirimu sendiri”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar